Bali, HaloIndonesia (15 Maret 2018) – Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1940/2018 M, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali tidak beroperasi selama 24 jam terhitung mulai Sabtu 17 Maret 2018 pukul 06.00 WITA dan akan mulai beroperasi kembali pada Minggu 18 Maret 2018 pukul 06.00.
Penghentian sementara operasional penerbangan ini mengacu pada Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor AU/2696/DAU/223168/1796/99 tanggal 1 September 1999 tentang Pengoperasian Bandara Ngurah Rai Bali pada Hari Raya Nyepi.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami akan menghentikan semua aktifitas pelayanan di bandara selama 24 jam saat pelaksanaan Nyepi Sabtu mendatang. Penutupan ini merupakan bentuk penghormatan Angkasa Pura I bagi umat Hindu di Bali agar dapat melakukan ibadah dengan tenang,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi.
Dengan penutupan ini artinya semua penerbangan berjadwal dan charter, baik rute domestik maupun internasional, akan ditiadakan. Berdasarkan data yang dihimpun, sedikitnya 482 penerbangan tidak beroperasi pada saat Nyepi yang terdiri dari 244 penerbangan domestik dan 238 penerbangan internasional. Rute terbanyak tujuan Jakarta, Kuala Lumpur, Singapura, Perth dan Surabaya. Adapun potensi jumlah orang yang tidak berangkat dan datang ke Bali pada saat Nyepi yaitu 56.478 orang.
Untuk mengatur jadwal penerbangan yang akan datang dan berangkat dari Bali, pihak Angkasa Pura I bekerja sama dengan Airnav Indonesia Cabang Denpasar telah menerbitkan pemberitahuan kepada maskapai dan bandara di seluruh dunia melalui Notice to Airman (NOTAM) nomor A0117/18.
“Rencana penutupan bandara ini sudah diketahui semua pelaku penerbangan di dunia, kami juga sudah berkoordinasi secara intens dengan para maskapai penerbangan. Mereka sudah menyesuaikan dan mengatur jadwalnya dengan periode penutupan bandara,” kata General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Yanus Suprayogi.
Kendati mengalami penutupan, pihak bandara akan tetap melayani penerbangan yang bersifat darurat.
“Saat Nyepi nanti akan ada 368 personil kami yang siaga di bandara. Ini kami lakukan untuk mengantisipasi adanya permohonanemergency landing, technical landing ataumedical evacuation. Kami juga didukung oleh Airnav, Imigrasi, Bea Cukai, KKP, TNI AU Ngurah Rai, Polsek Kawasan Udara Ngurah Rai, pihak maskapai, ground handling, dan pecalang,” ungkap Yanus.
Berdasarkan data penerbangan berjadwal, Garuda Indonesia (GA897) dari Guangzhou-China dan GA7049 dari Lombok menjadi penerbangan pertama yang mendarat pasca penutupan. Sedangkan Indonesia AirAsia (QZ550) tujuan Kuala Lumpur dan Garuda Indonesia (GA401) tujuan Jakarta-Cengkareng direncanakan menjadi penerbangan pertama yang bertolak dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.