JAKARTA, HALO INDONESIA – Sebagai pembantu presiden di kabinet yang selalu berhubungan dengan kepala negara, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo paham betul karakter Presiden Joko Widodo. Di matanya, Presiden Jokowi adalah pemimpin yang konsisten, bukan tipikal orang yang plin plan.
“Karakter Pak Jokowi adalah konsisten,”kata Tjahjo, di Jakarta, Senin (6/8).
Selain konsisten, kata Tjahjo, Presiden Jokowi adalah sosok pemimpin pekerja keras. Pemimpin penggerak. Tidak ada kamus leha-leha. Bukan pula pemimpin yang lebih suka duduk di belakang meja. Jokowi, adalah pemimpin yang turun tangan. Pemimpin yang mau berkeringat, memastikan segala program pembangunan berjalan di lapangan. Bukan tipikal yang cukup dengan laporan dari anak buah.
“Beliau pekerja keras,” katanya.
Karakter lain dari kepemimpinan Jokowi, lanjut Tjahjo, adalah keberaniannya dalam mengambil resiko. Jokowi bukan pemimpin yang ragu-ragu. Tapi berani mengambil resiko di saat menghadapi tantangan. Spirit berani mengambil resiko itulah yang terus ditularkan presiden pada siapa saja. Termasuk kepada pada relawan yang mendukungnya.
“Itulah yang coba ditularkan Pak Jokowi kepada para relawannya,” katanya.
Karena itu kata Tjahjo, terlalu naif jika kalimat atau pesan yang disampaikan Presiden Jokowi saat bertemu dengan para relawannya ditanggapi sebagai ajakan berantem. Apalagi jika dianggap sebagai bibit perang saudara. Ucapan Presiden Jokowi dimaknai agar para pendukungnya itu jangan takut menghadapi tantangan. Jangan pula takut mengambil resiko. Karena seorang pemimpin harus punya mental seperti itu. Bukan mental yang ragu-ragu atau grasa grusu.
“Sebagai ilustrasi, Pak Jokowi adalah wong Solo, seperti layaknya sungai Bengawan Solo, mengalir ke depan dengan pelan-pelan, tidak pernah mundur yangakhirnya sampai ke laut,” ujarnya.