Malang, Halo Indonesia — Media sosial akan menentukan nasib penggunanya di masa depan. Oleh karena itu, anak-anak muda yang sangat intensif dalam menggunakan media sosial sebaiknya bersikap bijak dan membangun konten-konten positif dan optimis.
Hal itu disampaikan Alois Wisnuhardana, Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden di hadapan kurang lebih 360 mahasiswa baru Universitas Ma Chung, Malang, 24 Agustus 2018. Ia menambahkan, “Media sosial telah mempengaruhi jutaan umat manusia hari ini. Bahkan, media sosial juga dapat mengubah situasi politik di negara-negara tertentu. Pemilihan presiden di AS misalnya, banyak dipengaruhi oleh penggunaan media sosial untuk menyebarkan berita-berita palsu dan berita bohong yang kemudian dikonsumsi oleh orang awam.”
Alois juga memberikan ilustrasi bagaimana negara seperti Suriah atau Irak hancur berantakan akibat maraknya penyebaran berita bohong dan berita palsu di kalangan masyarakat, yang membuat rakyat Suriah terbelah dalam polarisasi yang tajam.
Oleh karena itu, ia mengajak anak-anak muda lebih waspada dalam mengonsumsi setiap informasi yang didapatnya dari media sosial. “Sekarang ini, begitu mudah orang memproduksi berita palsu atau berita bohong untuk tujuan-tujuan tertentu. Jika kita tidak hati-hati dan cermat, maka kita bisa terseret dan terombang-ambing dalam kubangan informasi yang membingungkan,” lanjutnya.
Ia memberi ilustrasi, bagaimana media sosial juga sudah mulai digunakan dalam proses perekrutan karyawan-karyawan di banyak perusahaan. “Ketika saya masih bekerja sebagai profesional di perusahaan media, saya sudah menggunakan media sosial untuk menelisik calon-calon karyawan yang kami butuhkan untuk memenuhi tenaga kerja yang sesuai,” kisahnya.
Bahkan, mengutip pemberitaan media ternama di AS New York Times, Alois menjelaskan bahwa pemerintahan Donald Trump sudah mulai menerapkan proses masuknya warga asing ke AS dengan menggunakan media sosial. Tidak hanya paspor dan visa. “Mereka sudah mulai memonitor akun-akun warga asing yang akan masuk ke negeri Paman Sam itu.
Ditanya tentang bagaimana upaya pemerintah mengendalikan maraknya berita palsu dan berita bohong, Alois menjelaskan, banyak hal yang telah dilakukan oleh pemerintah, mulai dari menutup sumber-sumber berita bohong, melakukan penegakan hukum, berkolaborasi dengan masyarakat luas, mengedukasi kelompok-kelompok, sampai dengan memperbaiki regulasi yang mengatur penggunaan media sosial.
Ia juga mengajak supaya anak-anak muda aktif untuk menjelaskan, meluruskan, mengoreksi apabila terdapat berita-berita bohong dan palsu yang menyebar di lingkungan atau komunitasnya. “Yang patut Anda lakukan sebagai anak-anak muda, salah satunya adalah mengedukasi orang tua dan lingkungan keluarga terdekat,” pungkasnya.