Beranda Frame Strategi 3A Zona Otoritatif dan Koordinatif Maksimalkan Potensi Destinasi Labuan Bajo

Strategi 3A Zona Otoritatif dan Koordinatif Maksimalkan Potensi Destinasi Labuan Bajo

BERBAGI
Strategi 3A Zona Otoritatif dan Koordinatif Maksimalkan Potensi Destinasi Labuan Bajo

Labuan Bajo, Halo Indonesia – FGD Kesiapan dan Strategi Peningkatan 3A Zona Otoritatif dan Koordinatif Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo bertujuan untuk memaksimalkan potensi destinasi di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.

Kepala Bidang Perancangan Destinasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Abdu Rahman, mengatakan bahwa dalam 5 tahun ini sektor pariwisata tumbuh pesat, pada tahun 2018 tumbuh hingga 22% melebihi pertumbuhan pariwisata dunia dan beberapa negara di ASEAN, sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi, devisa, sehingga meningkatkan pendapatan daerah juga kesejahteraan masyarakat.

“Pembangunan pariwisata berkelanjutan di TN Komodo dari sisi pengunjung sudah melebihi kapasitas, jangan sampai kita memburu jumlah wisatawan tetapi karena over kapasitas justru akan merusak kawasan ini, kita harus mencari solusi untuk mengantisipasi-nya,” ujar Abdu Rahman.

Focus Group Discussion (FGD) ini dihadiri oleh Direktur Utama Badan Otorita Labuan Bajo, Kepala Bidang Perancangan Destinasi Kementerian Pariwisata, Kepala Balai TN Komodo, Plh.Kadispar Manggarai Barat, dan Kasubbit Kawasan Strategis II Kemenpar.

Lukita Awang Nisyantara, Kepala Balai TNK mengatakan, Taman Nasional Komodo itu bagian dari Koral Triangle dan dikelola secara sistem zonasi, di TN Komodo ini ada 3 Desa yaitu, Desa Komodo, Desa Papagarang dan Desa Pasir Panjang.

“Harapan kami pada 3 Desa ini ada Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) untuk mengelola pariwisata di daerah itu, saat ini di Desa Pasir Panjang (Kampung Rinca) sudah terbentuk BUMDES, sedangkan di Desa Papagarang dan Desa Komodo sedang dalam proses,” ujar Lukita Awang.

“Saat ini kita ada 13 pos penjagaan, dan rencananya akan ditambah 4 pos penjagaan untuk menjaga TN Komodo,” tambahnya.

Selain destinasi utama TN Komodo, pemerintah kabupaten Manggarai Barat diharapkan mengembangkan destinasi yang ada di daratan Labuan Bajo. Selain itu pemerintah daerah dapat memanfaatkan daerah pariwisata yang sudah established, terutama yg sudah menjadi hub seperti Kupang, Bali dan Lombok, untuk menarik wisatawan datang ke Labuan Bajo.

Menurut Istasius Angger Anindito, Plt.Kasubdit Pariwisata, indikator di tahun 2024 yang harus dicapai sektor pariwisata yang pertama adalah devisa, “Saya mengharapkan pariwisata di NTT ada develop paket Tour dengan 3A yang baik supaya bisa menuju devisa yang ditargetkan, yaitu dari $1000 US Dollar per orang menjadi $1300 US Dollar per orang di tahun 2024, dimana itu adalah tahap awal yg ingin dicapai,” jelasnya

Tanggapan positif juga diutarakan oleh Fernandus, Plh.Kepala Dinas Pariwisata Manggarai barat, yang mengatakan Political Will di Manggarai Barat sudah sangat jelas dengan lahirnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang mencantumkan pariwisata sebagai leading sektor.

“Ada 51 rencana Pemerintah Daerah Manggarai Barat, yaitu akan mengembangkan desa di Manggarai Barat menjadi desa wisata yang akan didorong kedepannya,” imbuhnya.

Raymond Tirtoadi selaku Kasubbid Strategi II, menuturkan pembangunan infrastruktur Labuan Bajo menerapkan prinsip-prinsip pembangunan yg menerapkan kearifan lokal, green infrastruktur dan pariwisata berkelanjutan.

“Pembangunan infrastruktur destinasi Labuan Bajo berasal dari dana APBN dan Swasta, pemerintah dapat memanfaatkan fasilitas KPBU seusai dengan Perpres No.38 tahun 2015”, ujar Raymond.

Selain pengembangan Destinasi di TN Komodo untuk mengurangi beban dan menjaga ekosistem dikawasan tersebut, Direktur Utama Badan Otorita Labuan Bajo, Shana Fatina menjelaskan, ia akan mencoba mengembangkan destinasi dikawasan lain.

Ia mengapresiasi Bupati yg berani mengendorse desa wisata Labuan Bajo karena akan lebih mudah mensinergikan progam kerja dari KemendesPDTT, Kemenpar, dan Kementerian Lain.

“Program 3A di Labuan Bajo yang akan dikembangkan untuk Atraksi adalah alam dan buatan serta budaya. Untuk Aksesibilitas adalah menjadikan bandara labuan bajo menjadi bandara internasional, pembebasan lahan, peti kemas, serta pembangunan jalan strategis nasional lintas utara Flores. Sedangkan untuk Amenitas yaitu pembangunan souvenir shop, pusat daur ulang sampah, dan pembangunan Tourism Information Centre (TIC) menjadi program prioritas”, tegas Shana.

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.