Brebes, HALO Indonesia – Strategi pengaturan lalu lintas telah disiapkan untuk mengantisipasi kepadatan arus kendaraan di jalan tol Brebes Barat kilometer 263. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau Gerbang tol (GT) Brebes Barat, Minggu (19/5).
Usai meninjau Gerbang Tol Cikarang Utama, Cikampek Utama serta Kalihurip Utama Menteri Perhubungan kembali melanjutkan peninjauan hingga ke titik akhir pemberlakuan sistem one way pada arus mudik yaitu di GT Brebes Barat.
“Jadi nanti Brebes Barat menjadi titik terakhir penerapan satu arah (one way) menjadi dua arah sampai ke arah Semarang. Ini menjadi titik pertemuan antara kendaraan dari arah Jakarta dan dari arah timur. Kami bersama Kepolisian dan Jasa Marga telah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi kepadatan,” jelas Menhub.
Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani, mengatakan, diperkirakan jumlah kendaraan yang akan menuju ke arah Jawa Tengah akan semakin berkurang , karena banyak yang sudah keluar dari GT Ciperna kilometer 205, GT Pejagan kilometer 248 dan beberapa gerbang tol lainnya yang berada sebelum GT Brebes Barat. Sehingga jumlah kendaraan yang akan keluar dari GT Brebes Barat diperkirakan akan sudah jauh berkurang. Namun begitu, PT Jasa Marga akan tetap mengatur arus agar tidak terjadi kekacauan pada titik pertemuan kendaraan dari arah barat dan timur.
“Perkiraan jumlah kendaraan sebanyak 150.000 di Cikarut, di Cikampek sudah 75.000 atau 80.000 kendaraan paling banyak. Kemudian Palimanan Kanci lebih banyak lagi yang keluar terutama di Ciperna. Kemudian lanjut Palimanan Kanci, Kanci Pejagan, berakhir di Brebes Barat. Disini akan tetap diatur sedemikian rupa sehingga tidak padat,” ungkapnya.
Salah satu peraturan yang diterapkan agar tidak terjadi kepadatan pada titik Brebes Barat adalah dengan mengatur jalur khusus untuk kendaraan besar dan kecil mulai dari ruas tol Cikarang Utama. Untuk kendaraan besar, pengendara harus melalui jalur A (arah ke Timur Jawa). Sedangkan untuk pengendara dengan kendaraan kecil dapat melalui kedua jalur baik jalur A dan jalur B (arah ke Jakarta).
“Kami sudah membahas bersama dengan Kapolres dan pengelola Pejagan Pemalang Toll Road, dan bahkan sudah dilakukan simulasi. Jadi diharapkan tidak akan terjadi kekacauan karena penumpukan disana, dengan catatan mulai dari Cikarang Utama kendaraan besar harus di jalur A saja, tidak boleh ambil jalur B. Sementara kendaraan kecil boleh di jalur A dan B,” jelas Desi.
Selain itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi menyampaikan bahwa untuk arus mudik lebaran tahun ini ke arah Jawa Tengah akan banyak di dominasi oleh pemudik yang menuju ke arah Semarang, Kartasura, dan Tegal.
“Hasil survei kemarin di Jateng itu paling banyak keluar ke arah Semarang, yang kedua ke Kartasura, dan ketiga Tegal. Itu paling banyak,” ujar Budi Setiyadi.
Dalam kesempatan ini, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi juga mengimbau agar para pemudik yang akan menuju Kabupaten Banyumas, Cilacap, Wonosobo, Banjarnegara serta Temanggung menggunakan alternatif lain selain keluar dari Gerbang Tol Pejagan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan pada GT Pejagan.
“Saya ingin menyampaikan, sebetulnya banyak masyarakat yang turun di Pejagan itu kan banyak masyarakat dari Kab. Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung sebagian besar disitu. Sekarang sudah ada begitu banyak pintu tol, bisa melalui Brebes Barat, Brebes Timur, Adiwerna kemudian Gandulan juga bisa. Kita harapkan masyarakat supaya bisa memilih jalan keluarnya jangan tertumpu semua ke Pejagan,” tutupnya. (LNM/RDL/CA/HA)