Tawangmangu, Haloindonesia.co.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempererat kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dalam upaya mengembangkan wisata kesehatan, medis, kebugaran, dan herbal di Indonesia.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pelaksanaan Wisata Kesehatan Medis, Kebugaran, dan Herbal dilakukan antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan Kemenkes di Rumah Atsiri Indonesia, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Jumat (18/12/2020). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, dalam video sambutannya mengatakan wisata kesehatan merupakan segmen strategis yang bisa menjadi salah satu produk unggulan di Indonesia.
“Pengembangan wisata kesehatan merupakan langkah strategis yang ditujukan dalam rangka mendorong pergerakan wisatawan nusantara untuk memanfaatkan fasilitas dan layanan kesehatan berkualitas di dalam negeri. Serta meningkatkan jumlah wisatawan asing nantinya untuk mendapatkan layanan kesehatan di Indonesia,” kata Wishnutama.
Wishnutama juga mengapresiasi penandatanganan PKS antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan Kemenkes ini sebagai upaya pemulihan wisata Tanah Air pascapandemi COVID-19. PKS ini merupakan lanjutan dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Menteri Kesehatan pada Kamis (17/12/2020).
“Seperti kita ketahui bersama, pariwisata hanya dapat berjalan jika masyarakat sehat. Oleh karena itu, saya menyambut baik kesepakatan ini sebagai salah satu upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah pandemi,” ungkap Wishnutama.
Wishnutama berharap penandatanganan PKS ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.
Sementara, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, dalam video sambutannya menyebutkan wisata kesehatan memiliki potensi untuk memberikan kontribusi dalam pemulihan ekonomi Indonesia saat dan pascapandemi COVID-19. Sehingga, perlu ada jalinan koordinasi antara Kemenkes dengan Kemenparekraf/Baparekraf untuk mengembangkan potensi wisata kesehatan, kebugaran, dan herbal.
“Peluang besar industri wisata kesehatan yang belum tergarap di Indonesia dapat dilakukan dengan memperluas penetrasi usaha dalam mengembangkan potensi wisata kesehatan ini. Dengan demikian, manfaat ekonomi yang didorong oleh sektor pariwisata kesehatan akan berkontribusi signifikan bagi pembangunan nasional,” ujar Terawan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan PKS antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan Kemenkes yang diwakili oleh Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani, dan Sekretaris Jenderal Kemenkes, Oscar Primadi. Usai penandatanganan PKS, Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, wisata kebugaran dan herbal merupakan salah satu kekuatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang merepresentasikan tradisi dan budaya Tanah Air.
“Kita bisa explore kekayaan wisata kebugaran dan herbal dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Jangankan itu, di Pulau Jawa saja ada sangat banyak potensi wisata kebugaran dan herbal di dalamnya,” ujar Giri.
Selain itu, Giri mengatakan pengembangan potensi wisata kesehatan, kebugaran, dan herbal di Indonesia ini sejalan dengan gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang tengah digaungkan pemerintah sebagai upaya pemulihan ekonomi Tanah Air yang terdampak oleh pandemi COVID-19. “Semua produknya itu produk lokal dari masing-masing daerah, sehingga dengan pengembangan wisata kesehatan, kebugaran, dan herbal ini dapat menyukseskan gerakan BBI,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Oscar Primadi menambahkan ada secercah harapan yang muncul di masa pandemi COVID-19 yang tengah melanda Indonesia dan dunia. Dengan inisiatif tersebut diharapkan dapat muncul kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan potensi wisata kesehatan, kebugaran, dan herbal di masa pandemi COVID-19.
“Oleh karena itu, lewat penandatanganan PKS ini kita mencoba membangun ekosistem dalam upaya pengembangan wisata kesehatan, kebugaran, dan herbal. Saya yakin Indonesia yang memiliki kekayaan tanaman herbal dan pengobatan tradisional bisa kita kembangkan untuk membangun wisata wellness yang dapat memperoleh manfaat lebih cepat dan terlihat,” tutur Oscar.
Acara ini juga dihadiri oleh Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya; Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani; Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Kemenkes, Bayu Teja Mulyawan dan Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kemenkes, Pretty Multihartina.