Surabaya, Haloindonesia.co.id – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Jawa Timur (Jawa Timur) terus berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jatim untuk menurunkan angka kekurangann gizi kronis (stunting). Kali ini, bentuk kolaborasi itu dilakukan melalui program sekolah bagi orang tua yang memiliki anak balita (bawah lima tahun).
Ketua TP-PKK Jatim Arumi Bachsin Emil Elestianto Dardak mengapresiasi adanya program tersebut karena dapat memberikan pendidikan bagi orang tua tentang cara mengasuh anak dengan benar. “Sebagian besar balita terkena stunting disebabkan minimnya pengetahuan ibu dan ayah dalam merawat,” kata Arumi Bachsin saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Teknis Kemitraan Program Bangga Kencana di Kantor BKKBN Jatim, Selasa, (9/3/2021).
Untuk mewujudkan program tersebut, Arumi menegaskan, TP-PKK Jatim siap menggerakkan seluruh kader di tingkat kabupaten maupun kota. Utamanya, untuk ikut menyosialisasikan program sekolah bagi orang tua yang memiliki balita. “Ini tanggung jawab baru dan pasti kita gerakkan kader-kader PKK sekaligus memberikan sosialisasi terkait program tersebut,” tegasnya.
Arumi menyebutkan, dalam pencegahan stunting di Jatim, peran PKK salah satunya yakni meningkatkan kesadaran masyarakat dengan menggerakkan peran kader PKK melakukan penyuluhan. Dengan begitu, masyarakat khususnya keluarga semakin memahami dan memiliki pentingnya kesehatan ibu dan anak (KIA). “Selain itu, peningkatan upaya advokasi dan perencanaan yang mendukung pemberdayaan masyarakat serta pemuktahiran data dan informasi,” jelasnya.
Menurut Arumi, kolaborasi antara TP-PKK dan BKKBN Jatim sudah terjalin cukup lama. Salah satunya yakni menjalankan program kampung Keluarga Berencana (KB) dan kontrasepsi. “Sebelumnya, PKK dan BKKBN Jatim memiliki hubungan yang sangat baik di segala jenjang,” tuturnya.
Dengan adanya kolaborasi semacam itu, lanjut Arumi, akan semakin memupuk semangat untuk bersama-sama berkomitmen membangun generasi bangsa yang cerdas dan bermartabat. “Merekatkan kembali hubungan karena sasaran kami sama, yakni keluarga,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala BKKBN Perwakilan Jatim, Sukaryo Teguh Santoso menuturkan, rencana program sekolah bagi orang tua yang memiliki balita sudah ditetapkan sebagai pilot project di Kabupaten Pasuruan. “Namun karena pandemi, masih sedikit agak terhambat dan ini akan ditindaklanjuti oleh TP PKK,” ucap Teguh.
Menurutnya, inti dari program ini yakni memberikan pembelajaran non formal bagi keluarga-keluarga yang memiliki balita. Harapannya, dengancara ini, dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi, keterampilan serta pengetahuan orang tua dalam mengasuh balita. Pembekalan juga tidak hanya diberikan kepada kaum perempuan saja, tetapi laki-laki juga diberikan pengetahuan. “Nanti ada pembelajaran tatap muka, ada pula pembelajaran daring karena masih pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Dengan adanya program ini, Teguh berharap, angka stunting di Jatim dapat menurun. Sebab, secara persentase angka stunting di Jatim saat ini mencapai 26,8 persen. “Semoga angka stunting menurun karena kalau melihat ritmenya hingga 2024, mungkin bisa turun sampai 14 persen,” tandasnya.
Adapun dalam Rakor tersebut juga diselenggarakan panel diskusi percepatan penurunan angka stunting di Jatim bersama Kolonel Inf. Ahmad Basuki selaku Asisten Teritorial Kodam V Brawijaya, Ketua TP PKK Jatim Arumi Bachsin Emil Elestianto Dardak dan Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Warsiti.