Jakarta, Haloindonesia.co.id – Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan, antara lain dipacu untuk menerapkan teknologi industri 4.0. Transformasi digital ini dinilai membawa dampak positif terhadap peningkatan investasi dan produktivitas di sektor industri dan menciptakan tenaga kerja yang kompeten.
“Artinya, industri 4.0 memberikan multiplier effect bagi perekonomian nasional. Apalagi, dapat juga mendukung dan mempermudah aktivitas industri saat kondisi pandemi seperti saat ini,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (19/04/2021).
Menperin menegaskan, berdasarkan peta jalan Making Indonesia, industri makanan dan minuman adalah satu dari tujuh sektor yang diakselerasi untuk mengadopsi teknologi industri 4.0. “Langkah strategis ini diharapkan dapat mendongkrak kinerja sektor unggulan tersebut,” ujarnya.
Kementerian Perindustrian mencatat, kinerja industri makanan dan minuman selama periode 2015-2019 rata-rata tumbuh 8,16% atau di atas rata-rata pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 4,69%. Di tengah dampak pandemi, sepanjang triwulan IV tahun 2020, terjadi kontraksi pertumbuhan industri nonmigas sebesar 2,52%. Namun demikian, industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh positif sebesar 1,58% pada tahun 2020.
Industri makanan dan minuman juga mempunyai peranan yang penting dalam kontribusi ekspor industri pengolahan nonmigas. Pada periode Januari-Desember 2020, total nilai ekspor industri makanan dan minuman mencapai USD31,17 miliar atau menyumbang 23,78% terhadap ekspor industri pengolahan nonmigas sebesar USD131,05 miliar.
Saat kunjungan kerja ke PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora grup), Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Abdul Rochim menyampaikan, pihaknya menyambut baik dan mengapresiasi PT. Tirta Fresindo Jaya atas inisiasi untuk melakukan transformasi industri 4.0. “Kami berharap Mayora grup dapat terus bertransformasi memimpin sektor industri makanan dan minuman,” tuturnya.
Terlebih saat ini belum banyak perusahaan penanaman modal dalam negeri yang sudah melesat jauh bertransformasi menjadi industri 4.0. “Kami ingin perusahaan ini dapat menjadi lighthouse nasional untuk mendorong transformasi digital perusahaan industri nasional yang lebih baik,” imbuhnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi menyampaikan, pihaknya terus aktif mendorong pelaku industri di Indonesia untuk bermitra bersama pemerintah dalam upaya transformasi menuju industri 4.0. Untuk itu, BSKJI bersama 24 satuan kerja layanan teknisnya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia siap mendampingi perusahaan dalam menjalankan transformasi industri 4.0 mulai dari asesmen, konsultansi hingga sertifikasi.
“Dengan adanya perubahan dunia pasca-pandemi Covid-19 ini, kita dapat berperan dalam mendorong transformasi ekonomi melalui Making Indonesia 4.0, sejalan dengan program Indonesia tumbuh, di mana peran teknologi informasi menjadi sangat penting di samping upaya percepatan perizinan, penyederhanaan birokrasi serta reformasi regulasi,” papar Doddy.
Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Surabaya, salah satu satker dibawah BSKJI Kemenperin, mempunyai fokus untuk peningkatan daya saing dan layanan jasa industri di wilayah Jawa Timur, juga turut menyampaikan kesiapan layanan jasanyadalam mendukung transformasi industri 4.0.
“Sesuai amanat Kepala BSKJI, kami aktif mendukung transformasi industri 4.0 dari tahap asesmen, pendampingan, hingga sertifikasi industri dengan tools INDI 4.0 terkhusus bagi perusahaan industri di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya,” tutur Kepala Baristand Industri Surabaya, Aan Eddy Antana.