Geopark Belitong, Haloindonesia.co.id – Provinsi Bangka Belitung, diakui sebagai kawasan geopark dunia karena keunikan geologis, biologis, dan budaya.
Tak elok rasanya ketika berada di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung (Babel), tanpa menyambangi sejumlah lokasi geosite di sana. Di sekitar Belitung ada spot-spot batu-batuan besar di bibir pantai, hutan mangrove, pantai pasir putih, hingga eksrehabilitasi tambang timah.
Keunikan kondisi geologi serta struktur alam Belitung–orang lokal menyebutnya Belitong–kini dimanfaatkan menjadi daya tarik wisata maupun objek penelitian. Setidaknya ada 17 geosite yang memiliki pesona tersendiri di sekitar Belitung.
Salah satunya adalah geosite Juru Sebrang. Lokasinya terletak di Kecamatan Tanjung Pandan, tepatnya lima kilometer dari pusat Kota Belitung, Tanjung Pandan. Juru Sebrang adalah daerah yang merupakan bekas penambangan timah.
Kini, di geosite tersebut tengah dilakukan rehabilitasi pascatambang. Kalau mau berkunjung ke sana, pelancong bisa melihat banyak penangkaran ikan kerapu, proyek mitigasi perubahan bencana, dan penanaman pohon bakau.
Geosite itu menawarkan pemandangan pantai berpasir putih, jalur yang melintasi sepanjang hutan bakau, dan atraksi memancing tradisional. Masyarakat yang mau menikmati matahari terbenam (sunrise) di sore hari, menaiki sebuah menara setinggi enam meter. Di lokasi juga terdapat restoran bertema kapal yang menawarkan kelezatan kuliner laut khas Melayu.
Untuk menuju Geosite Juru Sebrang, jika dari arah Bandara HAS Hanandjoeddin masyarakat bisa menaiki taksi, bus rapid transit (BRT), menyewa mobil, atau transportasi daring menuju stasiun bus melewati SMA 2 atau SMKN 1, lalu lanjut dengan naik BRT Rute 2.
Juru Sebrang hanyalah satu dari puluhan geosite yang ada. Keragaman dan keunikan alam Belitung sudah lama menjadi daya tarik dunia. Tak salah akhirnya pada tahun ini, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengakui Geopark Belitong, di Pulau Belitung, Babel, sebagai kawasan geopark dunia dengan alasan keunikan geologis, biologis, dan budaya.
“Dari hasil sidang UNESCO Global Geoparks (UGG) dinyatakan bahwa Geopark Belitong, yang memiliki 17 geosite, lulus mewakili Asia sebagai anggota baru UGG,” kata Gubernur Bangka-Belitung Erzaldi Rosman Djohan, saat menghadiri Welcome Digital Event for the New Unesco Global Geoparks 2021 secara virtual di Tanjung Pandan, Belitung, Jumat (23/4/2021). Tujuh negara lainnya yang masuk sebagai anggota baru UGG 2021 adalah Denmark, Finlandia, Jerman, Italia, Polandia, dan Yunani.
Sebanyak 17 geosite yang masuk dalam kawasan Geopark Belitong, yaitu Juru Sebrang, Terong Tourism Village, Kuale Granite Mangrove Forest, Peramun Hill Granite Forest, dan Tanjung Kelayang Trias Granite. Selebihnya, Batu Bedil Trias Granite Rock, Nam Salu Open Pit, Lumut Hill, Batu Pulas Granite Rock, Cendil Heat Forest, Tebat Rasau Cenozoic Swamp, Burung Mandi Cretacious Granidiorite, Siantu Pillow Lava, Tajam Mountain, Baginda Rocks, Punai Beach, dan Garumedang Tektite.
Geopark Belitong ditetapkan sebagai UNESCO Global Geoparks pada Sidang ke-211 Dewan Eksekutif UNESCO yang diselenggarakan secara virtual dan dipimpin dari Paris, Kamis (15/4/2021), merujuk siaran pers KBRI Paris, Minggu (18/4/2021).
Setelah pemerintah mendaftarkan Geopark Belitong Provinsi Bangka-Belitung, sejak 2020 akhirnya Geopark tersebut menjadi salah satu prioritas dalam pembahasan dewan UNESCO. Kemudian berhasil mendapatkan rekomendasi positif untuk dimasukkan ke dalam daftar UNESCO Global Geoparks.
Kenapa Belitong masuk daftar geopark dunia UNESCO? Sebab mereka mengakui keberagaman geologis di Pulau Belitung dan kepulauan di sekitarnya. Keberagaman tersebut termasuk lanskap, bebatuan, mineral, proses geologis dan tektonik, serta evolusi bumi di Belitung.
Di kawasan Pulau Belitung terdapat empat potensi warisan geologi bernilai tinggi, yaitu geomorfologi batuan granit perairan Pulau Belitung, peninggalan gunung api purba bawah laut Lava Bantal Siantu, penemuan mineral timah terbesar di Asia Tenggara pada Formasi Kelapa Kampit, dan Batu Meteorit (Tektit/Satam) yang tersebar pada zona kuarter alluvial.
Geopark Belitong juga dinilai memiliki keunikan dengan adanya keterkaitan kuat antara aspek geologis, biologis, dan budaya. Lanskap geologi Pulau Belitung yang unik, menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna yang di antaranya hanya ditemukan di Belitung, seperti ikan Hampala dan ikan Toman.
Keanekaragaman hayati tersebut digunakan oleh masyarakat Belitung, di antaranya, dengan pemanfaatan tanaman herbal. Itulah alasan kenapa Geopark Belitong meraih nilai tertinggi di antara sejarah pengajuan geopark nasional ke UGG, yaitu 850 dari 1.000 poin tertinggi.
Geopark Belitong, merupakan geopark nasional Indonesia ke-6 yang masuk ke dalam daftar UNESCO Global Geoparks. Sebelumnya, Indonesia telah berhasil mendaftarkan Kaldera Toba, Batur, Ciletuh, Gunung Sewu, dan Rinjani. Indonesia juga memiliki banyak kekayaan alam dan budaya yang masuk dalam daftar UNESCO, antara lain, sembilan situs warisan budaya dan alam dan 18 cagar biosfer.
Penghargaan UNESCO itu mau tak mau membuat Pemprov Babel terus melakukan transformasi dari sektor pertambangan ke pariwisata di kawasan kepulauan Belitung. Infrastruktur pendukung dan layanan wisata terus ditingkatkan di sana sesuai standar dunia.
Jaringan geopark di Asia Pasifik juga diharapkan dapat membantu Belitung untuk lebih dapat meningkatkan dan melestarikan kekayaan alam geopark di Belitung. Jejak-jejak eksploitasi tambang di Babel sudah saatnya ditinggalkan dan dialihkan menjadi destinasi wisata alam berkelanjutan.