Jakarta, Haloindonesia.co.id – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menyebutkan bahwa di era volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity (VUCA) yang saat ini dialami oleh masyarakat secara global harus disikapi dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin, serta memperkuat kolaborasi.
Hal ini dikarenakan pengaruh besar dari pandemi COVID-19 yang mempercepat tranformasi ekonomi masyarakat. Dan juga memberikan dampak terhadap perubahan pola perilaku seseorang. Terlebih saat ini sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tidak bisa lepas dalam memberikan jaminan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan yang tinggi akan produk dan pelayanannya.
“Kategori hotel, restoran, rumah makan, daya tarik wisata, arum jeram, hingga golf sekarang sudah tersertifikasi CHSE. Dan sudah terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi. Ini adalah bagian dari era volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity (VUCA) dan tentunya ini harus kita sikapi dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” kata Menparekraf, saat hadir dalam acara Rakernas II PHRI Tahun 2022 secara daring, di Jakarta, (9/2/2022).
Lebih lanjut Menparekraf mengatakan selain dari upaya memperkuat protokol kesehatan di era VUCA, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif juga harus mampu menciptakan ide-ide yang inovatif dan kreatif, agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan memperluas kesempatan kerja. Kemenparekraf sendiri akan terus hadir dalam memberikan kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu, melalui pemberdayaan UMKM dan juga desa wisata dalam konsep desa kreatif.
“Karena saat ini, pemerintah berorientasi pada pemulihan ekonomi dan mendorong pemanfaatan digitalisasi parekraf. Kami yakin kondisi sosioekonomi masyarakat harus terus kita perbaiki secara komprehensif dan menyeluruh, agar kebangkitan kita ini yang berbentuk kurva K (ini adalah yang kuat semakin kuat, sementara yang lemah akan semakin terpuruk) harus kita ubah menjadi kurva V (agar lebih kuat, adil, dan setara),” katanya.
Oleh karenanya, konsep 3G yang digaungkan Kemenparekraf harus diimplementasikan dengan baik. Yakni ‘gercep’ gerak cepat, ‘geber’ gerak bersama dengan PHRI, dan ‘gaspol’ garap semua potensi agar segera bangkit dan ciptakan peluang lapangan kerja.
Sementara Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, menyampaikan bahwa fokus utama saat ini adalah bagaimana pelaku usaha dapat menciptakan pasar-pasar baru, membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melalui kolaborasi dengan berbagai pihak terkait, seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, asosiasi pariwisata, BUMN, hingga pihak swasta.
“Kami meyakini bahwa di tahun 2022 ini adalah momentum yang sangat baik, karena sebagaimana kita ketahui tren dari COVID-19 telah menunjukkan tanda-tanda menuju endemik atau menjadi suatu virus yang biasa terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan kami sudah melihat tanda-tanda itu di beberapa negara yang telah membuka dan melonggarkan protokol kesehatannya dengan COVID-19 ini. Oleh karena itu, kami juga sangat berharap dukungan dan kolaborasi dari Kemenparekraf untuk kebangkitan ekonomi kita,” ujarnya.
Turut mendampingi Menparekraf, Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani; Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Neil El Himam; Staf Ahli Menparekraf Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi, Frans Teguh; Staf Ahli Menparekraf Bidang Pengembangan Usaha, Dadang Rizki Ratman; dan Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf, Anggara Hayun Anujuprana.