New York, Haloindonesia.co.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) ambil bagian di bursa pariwisata internasional terbesar dan tertua di Amerika Serikat yaitu New York Travel and Adventure Show (NYTAS) 2024 yang diselenggarakan pada tanggal 27-28 Januari 2024.
Kemenparekraf memfasilitasi tujuh pelaku usaha pariwisata Indonesia yang terdiri dari tour operator dan akomodasi yang menjual berbagai paket wisata terutama di Bali dan 5 Destinasi Super Prioritas (DSP).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (30/1/2024), menjelaskan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari Amerika Serikat pascapandemi kembali menunjukkan tren positif meskipun belum menyamai periode sebelum pandemi COVID-19.
Hingga November 2023, wisman asal Amerika Serikat yang berkunjung ke Indonesia menempati peringkat 7 dengan jumlah 358.769 kunjungan.
“Tahun 2024, target wisman Amerika Serikat meningkat sebesar 226 persen dari target di tahun 2023 sebesar 124.700 menjadi 406.470 wisman di tahun 2024. Sehingga, tren positif kedatangan wisman Amerika Serikat serta kenaikan target tersebut harus ditindaklanjuti dengan aktivitas promosi yang lebih intensif agar dapat menunjang pencapaian target,” kata Menparekraf Sandiaga.
Kenaikan target wisman ini dapat sekaligus dimanfaatkan sebagai momentum untuk menjaring quality tourist dengan lebih intensif karena wisman Amerika Serikat memiliki tingkat pengeluaran yang tinggi serta waktu tinggal yang lebih panjang sehingga berpotensi menghasilkan devisa yang lebih besar.
Bursa pariwisata yang diselenggarakan di Javits K Center, New York, Amerika Serikat ini memiliki skala terbesar dibanding dengan bursa pariwisata di kota-kota lain di Amerika Serikat. NYTAS tahun lalu diikuti oleh 350 travel agent, cruise, online travel agent, serta lebih dari 60 pakar perjalanan (travel advisors) dengan total jumlah pengunjung lebih dari 21.500 yang terdiri dari travel trade, travel advisors, dan media.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Ni Made Ayu Marthini, mengatakan partisipasi Kemenparekraf pada NYATS 2024 ini merupakan salah satu langkah taktis dalam pencapaian target wisman dari pasar Amerika Serikat.
“Karakteristik wisman Amerika Serikat salah satunya adalah menyukai aktivitas alam dan adventure. Hal ini sesuai dengan tren minat wisman saat ini untuk memfokuskan diri pada wellbeing atau kesehatan dan kebahagiaan fisik dan mental. Indonesia memiliki banyak destinasi unik tersebut. Karena itu, partisipasi pada NYTAS 2024 ini bisa dimanfaatkan sebagai ajang yang tepat untuk mempromosikan wisata-wisata alam dan adventure yang sangat beragam di Indonesia kepada calon wisman di pasar Amerika Serikat,” kata Ni Made.
Selain itu, menurut Made, ditunjang dengan posisi New York sebagai kota trendsetter dunia yang memiliki inbound turis internasional dari banyak negara, memungkinkan aktivitas promosi di kota New York memberi dampak yang lebih luas sehingga membantu dalam pencapaian target kunjungan wisman, pengeluaran wisman yang lebih tinggi, dan lama tinggal yang panjang.
Direktur Pemasaran Pariwisata Regional II, Cecep Rukendi, menambahkan bahwa pada event ini Kemenparekraf melalui brand Wonderful Indonesia mengangkat tema “Keep the Wonder” dengan menekankan berbagai produk pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Paviliun Indonesia didesain dengan mengangkat tema wisata leisure dan adventure di 5 Destinasi Super Prioritas (DSP).
“Kemenparekraf memfasilitasi tujuh pelaku usaha pariwisata Indonesia yang terdiri dari tour operator dan akomodasi. Para pelaku pariwisata tersebut menawarkan berbagai paket wisata menarik, termasuk Bali dan lima DSP yang menjadi andalan Indonesia, yaitu Danau Toba – Sumatra Utara, Borobudur – Jawa Tengah, Mandalika – NTB, Labuan Bajo – NTT, dan Likupang – Sulawesi Utara”, kata Cecep.
Melalui partisipasi Kemenparekraf pada bursa pariwisata ini diharapkan menjadi upaya untuk menjaga eksistensi pariwisata Indonesia di kawasan Amerika Serikat sekaligus sebagai langkah akselerasi dalam meningkatkan kembali jumlah wisman Amerika Serikat ke Indonesia.