Bulungan, Haloindonesia.co.id – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah aktif dalam diskusi mengenai rencana penurunan jumlah bandara internasional di Indonesia. Pemerintah berharap pengumuman mengenai keputusan ini dapat dilakukan dalam tahun ini.
Juru bicara (Jubir) Kemenhub, Adita Irawati menjelaskan bahwa penurunan jumlah bandara internasional adalah bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan efisiensi layanan penerbangan di bandara.
Salah satu upaya ini juga menjadi suatu alasan pemerintah belum membuka kembali layanan rute internasional di beberapa bandara. Ia menuturkan, Kemenhub tengah melakukan penataan bandara internasional pascapandemi Covid-19.
Dengan demikian jumlah bandara internasional di Indonesia direncanakan akan dikurangi sebanyak 32 bandara dari yang ada saat ini.
Meskipun begitu, Adita belum dapat memberikan rincian mengenai jumlah bandara yang akan tetap memiliki status internasional. Dia menyatakan bahwa Kemenhub masih sedang mengkaji lokasi-lokasi yang akan tetap beroperasi sebagai bandara internasional.
“Setelah pengurangan dilakukan, diharapkan tidak terjadi redundancy antara satu bandara dengan bandara lainnya sehingga juga layanannya akan lebih berkualitas,” ungkap Adita melalui keterangan tertulis, dikutip Senin (25/3/2024).
“Soal jumlah masih kami bahas. Seharusnya dalam tahun ini akan kami umumkan,” sambungnya.
Terkait hal tersebut, permasalahan pengurangan jumlah bandara internasional di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru. Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa rencana tersebut telah diajukan dalam sebuah rapat yang membahas sektor pariwisata bersama dengan Presiden Joko Widodo pada tahun 2023 lalu.
Dalam pertemuan tersebut, pemerintah telah menyetujui rencana untuk mengurangi jumlah bandara internasional menjadi sekitar 14 hingga 15 bandara yang akan berfungsi sebagai pintu masuk penerbangan internasional.
“Kemarin kita rapat mengenai industri pariwisata dan bagaimana implikasi dengan pertumbuhan ekonomi. Di situ Pak Menhub Budi Karya Sumadi ada kesepakatan kita akan membuka untuk bandara internasional itu 14-15 saja,” ungkap Menteri BUMN Erick Thohir pada saat itu,”
Namun, Erick tidak memberikan informasi secara spesifik mengenai bandara-bandara internasional yang akan ditetapkan untuk melayani rute internasional tersebut. Dia menyatakan bahwa bandara-bandara yang tidak termasuk dalam penunjukan tersebut akan dikhususkan untuk melayani penerbangan internasional terkait haji dan umrah.
Erick menegaskan bahwa rencana ini sejalan dengan tekad pemerintah untuk menghidupkan kembali industri pariwisata domestik. Dia mencatat bahwa sebanyak 70 persen dari total jumlah wisatawan adalah wisatawan domestik, sedangkan 30 persen sisanya adalah wisatawan mancanegara (Wisman).
(HES)