Jakarta, Haloindonesia.co.id – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, menyatakan bahwa pengurangan jumlah Bandara Internasional di Indonesia akan memengaruhi performa sektor pariwisata, terutama dalam hal kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Namun, ia meyakini bahwa dampaknya diprediksi tidak akan terlalu signifikan bagi perkembangan industri pariwisata.
Dengan demikian, Sandi menyatakan bahwa Pemerintah sedang menetapkan target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 14 juta orang pada tahun 2024. Hal tersebut ditegaskan Sandi dalam kesempatan The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU) di kantor Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2024).
“Selama ini dari bandara internasional yang kita miliki, yang diluar 17 yang baru disahkan sebagai bandara internasional, itu (kontribusinya) hanya sekitar 200 atau tepatnya 160 sekian wisman. Jadi kalau dibandingkan dengan target 14 juta, ini sangat tidak berdampak,” ungkap Sandi kepada Wartawan.
Sandi menambahkan bahwa Pemerintah sedang mendorong konsep bandara utama dan bandara pengumpan (hub dan spoke) sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia, terutama yang ditujukan untuk wisatawan mancanegara.
Menurut Sandiaga, konsep hub dan spoke adalah pendekatan yang menggabungkan penerbangan internasional ke beberapa bandara yang kemudian akan berfungsi sebagai bandara pengumpan.
“Ini upayanya tentunya akan meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya dan menambah jumlah wisatawan karena promosi yang kami lakukan ini akan lebih terintegrasi ke depan,” ungkapnya.
Perlu diketahui bahwa sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi telah mengumumkan Keputusan Nomor 31 Tahun 2023 pada tanggal 2 April 2024, yang menetapkan jumlah bandara internasional di Indonesia menjadi 17, mengurangi jumlah yang sebelumnya 34 bandara internasional, atau mengalami penurunan sebesar 50 persen menjadi 17 bandara.
Menurut data Kemenhub, dari 34 bandara internasional yang beroperasi dari 2015 hingga 2021, hanya beberapa bandara yang melayani penerbangan komersial ke luar negeri, seperti Bandara Soekarno-Hatta, I Gusti Ngurah Rai, Juanda, Sultan Hasanuddin, dan Kualanamu.
Sementara itu, bandara internasional lainnya hanya melayani penerbangan regional atau ke beberapa tujuan negara saja. Kekurangan permintaan dari penumpang asing dan domestik menyebabkan operasional bandara menjadi kurang efektif dan efisien.
(HES)