Beranda Frame Destinasi Bali Mulai Dibuka Oktober 2020

Destinasi Bali Mulai Dibuka Oktober 2020

BERBAGI
Destinasi Bali Mulai Dibuka Oktober 2020 halo indonesia

Jakarta, Haloindonesia.co.id – Destinasi pariwisata di Bali mulai dibuka secara bertahap dengan mengikuti protokol kesehatan, promosi, penyelenggaraan event MICE Roadshow dan Media Campaign pada Oktober 2020.Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau akrab disapa Cok Ace mengatakan, mulai Juni-Oktober 2020 akan melakukan gaining confidence yang mencakup persiapan dan revitalisasi destinasi, perencanaan program promosi serta bantuan terhadap para pelaku pariwisata.

“Sehingga pada 2021 diharapkan sektor pariwisata Indonesia bisa normal kembali,” katanya dalam Rakor Persiapan Pemulihan Pariwisata, Kamis (14/5/2020). Cok Ace menuturkan, pembukaan destinasi pariwisata disertai dengan perilaku dunia yang menuju new normal melalui program Cleanliness, Health, Safety (CHS), yakni segala kebiasaan baru yang dulunya tidak dianggap normal saat ini menjadi normal.”Untuk itu implementasi CHS sangat tepat dilakukan sekarang,” tambahnya.

Sementara itu, cleanliness atau kesehatan mencakup kebersihan objek wisata serta pintu masuk, Health atau kesehatan berupa pengecekan kesehatan para wisatawan serta safety atau keamanan yang mencakup keamanan wisatawan dan masyarakat Bali.

Ia berharap pembukaan wisata di Bali tidak dilakukan secara serentak, namun dimulai dari area Nusa Dua terlebih dahulu. Karena kawasan ITDC secara fisik sudah terisolasi dan jauh dari pemukiman dengan fasilitas yang sudah lengkap.

Selanjutnya, jika tren Covid-19 di seluruh dunia sudah mencapai 0 persen, wisata lainnya akan mulai dibuka secara bertahap di beberapa spot, seperti Tanah Lot atau Monkey Forest di Ubud. Sebagai catatan pembukaan spot tersebut tidak diikuti dengan pembukaan area di sekitarnya, untuk memaksimalkan social distancing

“Bali akan siap menerima wisatawan setelah pandemic ini. Karena sebelumnya sudah mampu bangkit dari bom Bali dan meletusnya Gunung Agung,” tuturnya. Adapun provinsi yang menjadi prioritas untuk program CHS ini adalah Bali, Yogyakarta dan Kepulauan Riau. Setelah berhasil maka akan dilanjutkan dengan provinsi-provinsi lainnya.

Sektor pariwisata menjadi yang paling merana di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Khusus Bali sendiri, ada potensi kerugian hingga US$ 9 miliar atau setara dengan Rp 135 triliun (kurs Rp 15.000).”Yang terdampak total untuk leisure kita gara-gara virus ini dari Januari potential loss kita 2020 kurang lebih US$ 9 miliar. Yang paling besar adalah wisata tirta karena kebanyakan wisatawan China, Australia. Hampir setiap hari 9.000-10.000 per tahun,” kata Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Ida Bagus Okanentru Agung Partha.

Cok Ace menyebutkan, saat ini banyak pelaku pariwisata melakoni pekerjaan lain, seperti di bidang kuliner, perkebunan, ataupun usaha tani.  Orang nomor dua di Bali ini mengapresiasi para pelaku pariwisata yang terus menggali ide-ide ekonomi kreatif untuk menyambung kehidupan keluarganya.

Pada saat seperti ini, ia berharap para pelaku pariwisata tidak melakukan PHK terhadap karyawannya. Ia mengatakan, pemerintah telah berupaya membantu para karyawan yang dirumahkan. Upaya itu seperti menyalurkan bantuan, baik dari Pemprov Bali, BUMN, maupun Kementerian Pariwisata secara adil dan merata.

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.