Nabire, Haloindonesia.co.id – Dengan beroperasinya Bandara Nabire yang baru, pemerintah daerah akan menerima multiplier effect untuk sektor pariwisata dan investasi. “Apalagi Bandara Nabire Baru juga berada di Provinsi yang baru dibentuk, yaitu Provinsi Papua Tengah. Dengan adanya bandara ini maka akan memudahkan investasi masuk ke Papua Tengah. Saat ini kendalany adalah untuk masuk ke Kabupaten Nabire harus melalui bandara lain, seperti penerbangan dari Jayapura, Timika dan Manokwari,” kata dia.
Agus mengatakan, jika angkutan udara di Bandara Nabire semakin ramai, tentu saja akan menambah tantangan pekerjaan. “Tetapi dengan semakin bertambahnya tantangan maka akan meningkatkan semangat kami dalam bekerja. Dengan adanya tantangan maka kami dapat berkreasi dalam mencari solusi untuk menghadapi tantangan. Sebagai contoh, kami dituntut tidak selalu meminta anggaran dan untuk itu, saya sebagai Kepala Bandara harus mampu berperan sebagai Manager Marketing untuk memasarkan semua potensi yang ada di Bandara Nabire agar memiliki nilai ekonomi sehingga memberikan pemasukan kepada Negara,” ucap Agus.
Selain itu, lanjut Agus, dari sisi belanja operasional, kami harus mampu menyeimbangkan pengeluaran dengan penerimaan di bandara. Bahkan, kami berupaya agar nantinya penerimaan bandara dapat lebih besar dari belanja operasional bandara sehingga Bandara Nabire yang baru ini dapat menjadi BLU (Badan Layanan Umum). Untuk itu, saya terus membangun komunikasi dengan seluruh karyawan agar bersama-sama mampu memikul tanggungjawab untuk mencapai target pekerjaan dan upaya memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa penerbangan di Bandara Nabire yang baru,” pungkas Agus. (***)
