Beranda Airport Eksistensi Bandara Karubaga Jadi Tulang Punggung Mobilitas Masyarakat Tolikara

Eksistensi Bandara Karubaga Jadi Tulang Punggung Mobilitas Masyarakat Tolikara

BERBAGI
Eksistensi Bandara Karubaga Jadi Tulang Punggung Mobilitas Masyarakat Tolikara

Papua, Haloindonesia.co.id – Bandara Karubaga memegang peran penting dalam mendukung mobilitas orang dan barang melalui jalur udara. Eksistensi Bandara yang dikelola Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ini terus menggeliat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Bandar Udara Karubaga adalah bandar udara domestik kelas III yang terletak di Kecamatan Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua Pegunungan. Bandara ini memiliki landasan pacu 750 meter x 23 meter, sehingga hanya dapat didarati oleh pesawat tipe DHC6, Caravan dan Pilatus saja. Meski demikian, transportasi udara di Tolikara adalah kebutuhan vital.

Seiring bergulirnya waktu, kini Bandara Karubaga terus berkomitmen dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan. Upaya yang ditunjukkan pengelola Bandara Karubaga adalah menambah maskapai dan rute penerbangan.

Plt. Kepala Bandara Karubaga, Yohanes Hendro Cahyono, SH, mengatakan, adanya penambahan maskapai dan rute penerbangan baru didapat dari terjalinnya kerja sama antara Kantor UPBU Kelas III Karubaga dan Pemerintah Daerah Tolikara. “Dengan demikian maka UPBU Kelas III Karubaga dapat menambah frekuensi penerbangan,” ucap Yohanes, kepada Halo Indonesia.

Penambahan Frekuensi Penerbangan

Eksistensi Bandara Karubaga Jadi Tulang Punggung Mobilitas Masyarakat Tolikara

Dia menambahkan, adapun Rute pelayanan maskapai Eya Aviation (PT Eya Aviation Indonesia) yang melayani ke Distrik-Distrik di Kabupaten Tolikara sehingga mempermudah akses masyarakat di wilayah Kabupaten Tolikara. “Adanya penambahan frekuensi penerbangan perintis dari maskapai Susi Air. Dari yang sebelumnya 1 kali dalam 1 minggu menjadi 2 kali dalam 1 minggu,” jelas Yohanes.

Penambahan frekuensi dan rute penerbangan di Bandara Karubaga cukup beralasan. Pasalnya, Provinsi Papua Pegunungan memiliki kondisi alam yang sangat eksotis, dimana sebagian wilayah masih berupa pegunungan, hutan lebat, sungai dan topografi perbukitan, tentu saja memiliki tantangan tersendiri, dalam menghadirkan konektivitas dari dan menuju Karubaga.

Menurut Yohanes, keberadaan Bandara Karubaga menjadi jawaban dalam upaya menjalin konektivitas di Provinsi Papua Pegunungan, khususnya Karubaga. “Bandara Karubaga memiliki layanan rute penerbangan perintis antar distrik terpencil di Kabupaten Tolikara yang sulit akses melalui jalur darat,” ucap dia.

Sebagai informasi, Eya Aviation aktif melayani penerbangan subsidi Wamena-Tolikara dan beberapa distrik yang ada di wilayah Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua Pegunungan. Penerbangan bersubsidi tersebut dimulai sejak awal Februari 2024, dengan jadwal penerbangannya pada setiap hari.

“Penerbangan subsidi ini kami baru mulai bulan Februari lalu. Khususnya penerbangan subsidi Wamena-Karubaga jadwalnya hari Senin, Rabu dan Jumat. Kalau hari Selasa, Kamis dan Sabtu, kami layani pos pedalaman lainnya. Selain rute Wamena-Karubaga, pesawat Eya Aviation menurutnya melayani penerbangan subsidi ke beberapa pos antara lain Mamit, Kanggime, dan distrik lainnya,” jelas dia.

Menunjukkan Tren Kenaikan

Eksistensi Bandara Karubaga Jadi Tulang Punggung Mobilitas Masyarakat Tolikara

Yohanes menambahkan, pada tahun 2023, Bandara Karubaga terus menunjukkan geliat penerbangan yang terus mengalami tren kenaikan. “Banyaknya frekuensi penerbangan di tahun 2023 sebanyak 504 dan pada tahun 2024 mulai dari Januari sampai dengan Juni sebanyak 540,” ujar dia.

Ada sekitar 12 maskapai yang memberikan pelayanan jasa penerbangan di Bandara Karubaga, yaitu Susi Air, Alda Air, Cenderawasih, Reven, Smart Aviation, Eya Aviation, Global Aviation, MAV, Yajasi, AMA, Pelita Air, dan SAM Air.

“Untuk saat ini penerbangan perintis Susi Air melayani rute DJJ-KBF dan KBF-DJJ, sedangkan penerbangan perintis EYA Aviation melayani rute Wamena-Karubaga, Karubaga-Wamena, Karubaga-Kanggime, Kanggime-Karubaga, Karubaga-Mamit, Mamit-Karubaga, Karubaga-Bokondini dan Bokondini-Karubaga,” terang Yohanes.

Ke depan, menurut Yohanes, akan ada rencana penambahan rute perintis Eya Aviation, yaitu dari Karubaga-Wari, Wari-Karubaga, Karubaga-Dou, Dou-Karubaga, Karubaga-Wina, serta Wina-Karubaga.

 

Tingkatkan Mutu Pelayanan

Dalam meningkatkan mutu pelayanan, Bandara Karubaga berupaya menciptakan keselamatan dan keamanan penerbangan. Dengan cara menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai prioritas utama dalam menjalankan operasional bandar udara sesuai dengan komitmen Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk mewujudkan Safety, Security, Service dan Complience (3S+1C),” ujar Yohanes.

Menurut dia, untuk itu, kami terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan, diantaranya dengan pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Tolikara.

Eksistensi Bandara Karubaga Jadi Tulang Punggung Mobilitas Masyarakat Tolikara

“Koordinasi yang dilakukan antara UPBU Kelas III Karubaga dengan Pemerintah Daerah Tolikara yaitu melakukan koordinasi, atau pertemuan-pertemuan sehingga terjalin kerja sama antara Kantor UPBU Kelas III Karubaga dan Pemerintah Daerah Tolikara, yang menghasilkan penambahan penerbangan perintis,” jelas Yohanes.

Yohanes berharap, untuk kedepan, kami dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan menambah rute penerbangan. Hal ini agar masyarakat lebih mudah mendapatkan akses transportasi melalui jalur udara, sehingga semakin sedikit daerah yang terisolasi,” pungkas Yohanes.

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.