Tarakan, HALO Indonesia – Pelaksanaan Festival Iraw Tengkayu ke-10 di Pantai Amal, Tarakan, Kalimantan Utara, dinilai sebagai momentum terbaik dalam memajukan sektor pariwisata sekaligus menjadi daya tarik bagi wisatawan nusantara dan mancanegara untuk berkunjung ke Tarakan.
Wali Kota Tarakan, Khairul, dalam puncak perayaan Festival Iraw Tengkayu pada Minggu (22/12) kemarin mengatakan Festival Iraw Tengkayu merupakan penggabungan antara kekayaan budaya dan atraksi wisata yang dapat mengundang wisatawan untuk datang ke Kota Tarakan.
“Mungkin ini adalah momentum terbaik bagi Kota Tarakan untuk memajukan pariwisatanya. Budaya turun-temurun dikemas dengan keindahan alam pantai Amal yang akan menjadi sebuah atraksi wisata yang sangat menarik,” kata Khairul.
Festival Iraw Tengkayu ke-10 berlangsung selama dua hari mulai dari 21 hingga 22 Desember 2019. Diisi dengan beragam kegiatan seperti karnaval budaya sampai pesta rakyat yang menghadirkan artis ibu kota Erie Suzan.
Sementara inti dari festival Iraw Tengkayu yang sudah berlangsung secara turun-temurun ini adalah arak-arakan perahu Padaw Tuju Dulung, yaitu perahu hias yang diarak keliling kota. Pada bagian bawah perahu dipasang beberapa bilah bambu yang digunakan oleh para pemuda untuk mengangkut Padaw Tuju Dulung.
Iraw Tengkayu merupakan warisan adat suku asli Tidung yang dimaksudkan untuk mengucap syukur atas rezeki dari Tuhan. Iraw berarti pesta dan Tengkayu pulau kecil di tengah laut yakni pulau Tarakan.
Proses pelarungan perahu Padaw Tuju Dulung atau tujuh tiang yang tertancap di atas perahu bermakna sebagai jumlah hari dalam seminggu yang dilambangkan sebagai kehidupan masyarakat dalam mencari penghidupan sehari-hari. Dihias dengan warna khas suku Tidung yakni Kuning, Hijau, dan Merah.
Warna kuning di tiang melambangkan kehormatan dan keesaan Tuhan Yang Maha Pencipta. Sedangkan pada bagian tengahnya, terdapat lima tiang sebagai lambang salat lima waktu dalam sehari.
Perayaan festival Iraw Tengkayu dilaksanakan tiap dua tahun sekali. Tetapi kedepannya, Khairul menjanjikan festival Iraw Tengkayu akan dilaksanakan setiap tahun.
“Sayang apabila perayaan ini hanya dilakukan dua tahun sekali. Di tahun 2020 besok kita akan melakukan perayaan Iraw Tengkayu lagi,” jelas Khairul.
Sapto Haryono, Kepala Bidang Area III Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan, Festival Iraw Tengkayu sebelumnya telah banyak mendapat penghargaan. Seperti Anugerah Pesona Indonesia para tahun 2016 oleh Kementerian Pariwisata, lalu masuk ke dalam daftar 100 Calendar of Event Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Iraw Tengkayu juga sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga diharapkan pelaksanaan Festival Iraw Tengkayu ke depannya terus berkualitas dan menghadirkan konten yang semakin menarik.
“Penampilan koreografi 250 penari yang membuka festival Iraw Tengkayu di pantai Amal itu sudah bagus. Mungkin di tahun berikutnya lebih mengedepankan tutur cerita antara tarian tersebut dengan perahu padaw. Dan juga ditambah lagi 500 atau 1.000 penari yang melibatkan pelajar-pelajar sekitar,” kata Sapto Haryono.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rizky Handayani menambahkan, acara budaya turun-temurun yang dikemas secara menarik ini diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat dengan kehadiran wisatawan.
“Festival Iraw Tengkayu harus dikelola dengan baik dan profesional sehingga menjadi magnet wisatawan mancangera maupun domestik. Oleh sebab itu event ini harus mampu menjadi icon dan branding. Diperlukan komitmen pemerintah sehingga kebijakan berpegangan pada pengembangan pariwisata,” katanya.