JAKARTA,Haloindonesia – Gunung Agung kembali mengalami erupsi pada Sabtu (25/11) sore Pk 17.30
WITA dengan ketinggian abu mencapai 1.500 meter. Terkait erupsi teraebut, Perum
Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia)
menyampaikan bahwa erupsi tersebut tidak berdampak pada kegiatan penerbangan di
wilayah Bali.
“Kami memantau perkembangan aktivitas Gunung Agung dengan sangat ketat dan mela-
kukan koordinasi dengan banyak pihak terkait. Setelah erupsi yang terjadi sore tadi,
kami menyampaikan kepada masyarakat bahwa aktivitas penerbangan di wilayah Bali
masih berlangsung normal,” ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono di
Jakarta, Dantu (25/11).
Disampaikan Wisnu, dari koordinasi dengan BMKG dan juga pihak PT Angkasa Pura I se-
laku operator Bandara I Gusti Ngurah Rai, dipastikan bahwa Bandara tidak terkena dam-
pak abu vulkanik. Demikian juga dengan perlintasan udara yang dilayani AirNav di
wilayah Bali, masih dalam kondisi normal. “Kami masih melayani penerbangan sore ini
dalam kondisi normal. Bahkan sore tadi selain pesawat komersial berjadwal juga ada pe-
sawat training yang kami layani dengan penerbangan touch and go. Jadi sampai saat ini,
Bandara tetap operasi normal maka masyarakat kami persilahkan untuk jalani aktivitas
perjalanan secara normal dan kami tetap mengutamakan aspek keselamatan berdasar-
kan perkembangan situasi” yakin Wisnu.
Hari ini memang ada tiga penerbangan yang mengalihkan penerbangannya dan tiga pen-
erbangan lainnya yang kembali ke bandara asal. “Semuanya penerbangan adalah inter-
nasional, dari Singapura dan Sidney, pengalihan tersebut adalah Kebijakan Maskapai
Penerbangan berdasarkan keputusan otoritas negara mereka masing-masing, yang jelas
kami pastikan bahwa rute penerbangan dan bandara Ngurah Rai Denpasar Bali sampai
dengan saat ini adalah Aman untuk penerbangan ” ujar Wisnu. Penerbangan yang di-
alihkan adalah Jet Star JQ37 dialihkan ke Darwin dan kemudian kembali ke Melbourne,
JQ127 dialihkan ke Darwin dan kemudian kembali ke Adelaide, serta VA055 dari Port
Headland dialihkan ke Sidney. Tiga penerbangan yang kembali ke bandara asal (RTB)
adalah JQ35 kembali ke Melbourne, QF43 kembali ke Sidney dan KL835 kembali ke Sin-
gapura. Selain itu juga ada 6 penerbangan JetStar yang batal terbang yaitu JQ38 DPS-
SYD, JQ116 PER-DPS-SIN, JQ128 DPS-ADL, JQ36 DPS-MEL, JQ102/101 TSV-DPS-TSV, JQ117Diterangkan Wisnu, AirNav terus memonitor keberadaan debu vulkanic di bandara
Ngurah Rai dengan paper test Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC) dan koor-
dinasi erat dengan BMKG, PVMBG/posko aktif. “Hasil paper test tidak terpantau abu vul-
kanik,” kata Wisnu. Meski demikian, AirNav Indonesia terus memantau perkembangan
secara ketat dan menyiagakan seluruh personilnya.
Wisnu menyampaikan, AirNav tetap menjadikan Faktor Keselamatan sebagai prioritas
pertama dalam menyikapi sebaran Abu Vulkanik dibandara dan di rute-rute penerban-
gan. “Pada bulan September lalu kami sudah mengumpulkan seluruh General Manager di
Bandara2 yang akan dijadikan alternate dan menyiapkan skenario-skenario bila terjadi
peningkatan,, sehingga masyarakat agar tetap tenang dan yakin atas keselamatan pen-
erbangan” terang Wisnu.
Kementerian Perhubungan, AirNav Indonesia dan instansi terkait sudah menyiapkan 10
bandara sebagai pilihan diversion. Kesepuluh bandara tersebut adalah Jakarta, Makas-
sar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang dan Banyuwangi. “Jadi
koordinasi sudah kami lakukan dan sekarang kami bersiaga penuh,” pungkas Wisnu.