Bintan, HaloIndonesia — Untuk mempertahankan keselamatan penerbangan dan keberlangsungan bisnis penerbangan, keberadaan runway dan Bandar Udara Bintan Baru yang saat ini tengah dibangun, harus diperhitungkan secara cermat dalam operasinya kelak dan disosialisasikan ke dunia internasional sedini mungkin. Pengelola bandara harus proaktif untuk menggandeng maskapai-maskapai nasional dan internasional yang mempunyai kemungkinan melakukan operasi di Bandara Bintan Baru tersebut. Demikian diungkapkan Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso di Bintan (22/03).
“Semakin awal dipublikasikan, akan semakin baik karena dengan demikian network bisnis-nya sudah terbentuk jauh-jauh hari. Selain itu yang penting adalah koordinasi dalam mendukung safety penerbangan juga sudah bisa tersosialisasikan dengan baik,” ujarnya.
Agus menyatakan dirinya sudah lama menganjurkan kepada operator untuk secara berkala melakukan koorsinasi baik antara operator dengan regulator maupun antar operator sendiri seperti yg besok dilaksanakan oleh PT. Angkasa Pura II sebagai pengelola bandara ini nantinya, untuk melakukan pertemuan atau gathering dengan para maskapai-maskapai penerbangan nasional dan internasional yang potensial membuka penerbangan ke bandara ini.
Pertemuan tersebut akan dilaksanakan pada hari ini, Jumat 23 Maret di Bintan. Sementara itu terkait pengelolaan keselamatan dan operasi penerbangan, terutama masalah navigasi penerbangan, diputuskan bahwa pengelolaan ruang udara APP di atas bandara ini akan dikelola oleh AirNav cabang Tanjung Pinang di Bandara Raja Haji Fisabilillah.
Namun demikian Bandara Bintan Baru akan mempunyai ADC secara independen, sama seperti Bandara Raja Haji Fisabilillah dan Bandara Hang Nadim di Batam yang letaknya berdekatan.
“Di kawasan ini nantinya akan ada 3 runway yang sejajar dari timur ke barat, yaitu runway Randara Raja Haji Fisabilillah, runway Bintan Baru dan runway Bandara Hang Nadim di Batam. Jarak antar runway itu hanya sekitar 25 km. Jadi harus ada koordinasi dengan bandara lain jika ada pesawat yang take off di satu bandara.
Untuk meningkatkan keselamatan penerbangan, sudah kami putuskan bahwa untuk pengelolaan navigasi penerbangannya di tingkat APP akan dikelola oleh AirNav cabang Tanjung Pinang.
Namun AirNav cabang masing-masing bandara bisa mengelola navigasi secara independen di tingkat ADC yang lebih bawah,” lanjut Agus.
Menurut Agus, keberadaan bandara ini sangat bagus untuk menunjang pariwisata di kawasan Bintan terutama daerah barat yang sudah dikembangkan menjadi kawasan pariwisata internasional. Bandara baru tersebut sudah mendapat izin prinsip dari Dirjen Perhubungan Udara dan izin Penetapan Lokasi dari Menteri Perhubungan.
Saat ini sedang diurus Izin Mendirikan Bangunan Bandar Udara (IMBB). Segera setelah IMBB didapat, infrastruktur bandara baik dari sisi darat maupun udara sudah bisa dibangun. “Nanti kalau infrastruktur sudah jadi, akan kita lakukan validation approve dan kemudian kita terbitkan dalam AIP yang kemudian akan dipublikasikan secara internasional.
Dengan demikian keberadaan bandara akan bisa diketahui oleh dunia penerbangan internasional,” ujar Agus lagi. Bandara Bintan baru yang akan dikelola oleh inisiator swasta bersama PT. Angkasa Pura 2 ini merupakan satu-satunya bandara yang dibangun oleh pihak swasta.
Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang mendorong pihak swasta untuk turut membangun sarana-sarana konektivitas transportasi, termasuk transportasi udara. Bandara baru ini akan mempunyai panjang runway 3.500 meter sehingga bisa melayani operasional pesawat-pesawat berbadan lebar langsung dari mancanegara.
Selain untuk melayani penerbangan wisata domestik dan internasional, bandara tersebut juga diproyeksikan untuk melayani penerbangan pesawat-pesawat yang akan dirawat. Karena di kawasan sekitar bandara juga akan dikembangkan aerospace park di mana akan ada banyak perusahaan Maintenance Repair and Overhaul (MRO) yang beroperasi.
Sebagai catatan saat ini salah satu dari tiga bandara yang akan dikoordinasikan APPnya oleh bandara Tanjung Pinang tersebut diantaranya saat ini di bandara batam tiap harinya ada sekitar 140 movement pesawat terbang dan dalam setahunnya ada 6,3 juta penumpang yang diangkut di tahun 2017. (HI)