Jakarta, Haloindonesia.co.id – Seni memang tak ternilai dengan materi tapi bagaimana roda industri seni bisa berputar apabila tak memikirkan sisi ekonominya. Begitulah Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenekraf/Bekraf) hadir agar karya-karya kreatif memiliki nilai ekonomi untuk keberlangsungannya.
Pembahasan itu terjadi saat Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf/Wakabekraf) Irene Umar bertemu dengan tim ARTJOG di Gedung Menara Merdeka, Jakarta pada Jumat, 17 Januari 2025. Kesuksesan ARTJOG diapresiasi Wamenekraf Irene.
“Kita ingin belajar dari kesuksesan ARTJOG, memahami konsepnya, dan mengadaptasikannya di kota-kota lain, serta mencari peluang kerja sama untuk meningkatkan ekonomi kreatif melalui seni sehingga dapat meningkatkan destinasi Yogyakarta dan ekonomi kreatif di Indonesia,” kata Wamenekraf Irene.
Wamenekraf Irene turut berbagi saran untuk meningkatkan ekonomi kreatif melalui pameran dan penjualan karya seni melalui standar lisensi. Nantinya para seniman bisa mendapatkan royalti serta meningkatkan pendapatan.
“Saya memiliki ide untuk meningkatkan nilai ekonomi yaitu tidak hanya menjual yang asli saja tetapi juga menjual duplikat karya seni dengan lisensi resmi sehingga seniman dapat memperoleh royalti misalnya 10 persen dari harga jual dan membuat karya seni lebih terjangkau bagi masyarakat,” ucap Wamenekraf Irene yang didampingi Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Kemenekraf Yuke Sri Rahayu.
Menanggapi hal tersebut, Heri Pemad selaku Pendiri ARTJOG mengatakan peran aktif pemerintah memang sangat dibutuhkan untuk mendukung ekosistem seni di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah dengan pelaku seni juga diharapkan bisa menambah nilai ekonomi.
“Peran aktif pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendukung ekosistem seni di Indonesia sehingga dapat meningkatkan infrastruktur, memperluas pasar, dan memperkuat regulasi industri kreatif,” ucap Heri Pemad.