Beranda Frame Kemenpar Ingin Labuan Bajo di NTT Terapkan Manajemen Pengunjung

Kemenpar Ingin Labuan Bajo di NTT Terapkan Manajemen Pengunjung

BERBAGI

Labuan Bajo, Halo Indonesia – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ingin agar Labuan Bajo di Provinsi NTT sebagai destinasi wisata favorit menerapkan manajemen pengunjung untuk mewujudkan konsep pariwisata berkelanjutan.

Sampai saat ini Kemenpar gencar mensosialisasikan konsep pariwisata berkelanjutan salah satunya dengan menggelar acara Bimbingan Teknis Pengelolaan Destinasi Melalui Carrying Capacity dalam rangka Visitor Management oleh Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata bertempat di Sylvia Resort Komodo, Labuan Bajo, NTT, Kamis (25/4).

Kasubbid Kemitraan dan Integrasi Ekosistem Pariwisata Kemenpar Anastasia Manuella menyampaikan “carrying capacity” atau daya dukung sangatlah penting karena Labuan Bajo merupakan salah satu kawasan yang masuk dalam 10 destinasi prioritas bahkan sudah masuk dalam salah satu dari 4 destinasi pariwisata super prioritas. 

Anastasia juga menyampaikan pada 2017 telah disusun Kajian Akademik Carrying Capacity Destinasi di 5 Destinasi (Toba, Lombok, Bunaken, Labuan Bajo dan Raja Ampat). Dan khusus untuk destinasi di Labuan Bajo, lokasi kajian yaitu Gua Batu Cermin dan Loh Buaya di Pulau Rinca.

“Tujuan kajian ini adalah untuk memperhitungkan daya tampung dan daya dukung destinasi yang dinilai berpotensi mengalami kepadatan pengunjung, sehingga dapat ditentukan strategi pengelolaan yang memberikan pengalaman berwisata yang bermakna bagi pengunjung dan berdampak positif bagi masyarakat di destinasi,” ujarnya. 

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Agustinus Rinus, berharap kinerja pariwisata di wilayahnya lebih meningkat sehingga mampu menyejahterakan masyarakat di satu sisi lingkungan tetap terjaga dengan baik.

Tim Penyusun Kajian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof. Janianton Damanik mengatakan upaya pengembangan sebuah destinasi tidak semata bersifat maksimalisasi.

“Dengan maksimalisasi hanya akan mengarah pada pemanfaatan destinasi yang menghabiskan sumber daya. Namun, meskipun minim, perlu disiapkan pola pengembangan yang bersifat optimalisasi sumber daya yang ada,” katanya.

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.