Jakarta, HALO Indonesia – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak sejumlah tour operator dalam dan luar negeri ke sejumlah kawasan konservasi di Jawa Timur dalam kegiatan “Forum Tour Opeator” pada tanggal 8-13 November 2019 untuk mengembangkan paket perjalanan ekowisata yang menyasar high-end tourist.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani, di Jakarta, Selasa (12/11/2019) mengatakan hampir seluruh daerah di tanah air memiliki potensi wisata alam yang luar biasa.
“Kita mencoba mengangkat semua potensi yang ada. Untuk itu, kami memperkuat jejaring antar tour operator ekowisata nasional dan internasional agar bersama-sama mengemas paket wisata yang menarik buat pasar masing-masing negara,” ujar Ni Wayan Giri Adnyani.
Giri mengatakan ekowisata adalah benchmark yang paling bagus dalam menerapkan konsep Sustainable Tourism Development (STD) sekaligus menyasar high-end tourist.
Hal ini dikarenakan pengembangan ekowisata tidak sama dengan mass tourism yang hanya mengejar kuantitas kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), melainkan lebih fokus mengincar wisman berkualitas.
“Prinsipnya tidak boleh merusak alam dan memegang teguh prinsip konservasi, karena pariwisata tak lepas dari upaya pelestarian,” kata Giri.
Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan (PWAB) Kemenparekraf, Alexander Reyaan menjelaskan, ada banyak contoh konservasi yang membawa dampak positif dalam jangka panjang baik bagi lingkungan maupun ekonomi masyarakat sekitar.
“Kemenparekraf mengembangkan kedua konsep itu. Keduanya saling melengkapi, saling mendukung. Kita harus punya destinasi dengan target mass tourism, tapi kita juga terus mengembangkan atraksi untuk menyasar high-end tourist,” katanya.
Salah satu peserta familiarization trip (fam trip) dari Singapura, Faizal Syed Mohamed, mengaku sangat menyukai program ekowisata yang baru pertama kali ditawarkan Kemenparekraf. Ia mengatakan program ini sangat cocok dengan pasar yang ada di negaranya.
“Yang lebih menyenangkan lagi adalah, kami bisa melihat dan melakukan aksi langsung seperti menanam pohon Mangrove. Ini pengalaman unik dan berbeda yang akan kami pasarkan kepada para traveler,” ujar Faizal Syed Mohamed.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama antara Kemenparekraf dengan Ecotourism Network (INDECON) dan East Java Ecotourism Forum (EJEF) dalam menginisiasi pengembangan klaster destinasi ekowisata di wilayah Jawa Timur dan Bali Barat.
Dari total 18 peserta yang berpartisipasi, enam diantaranya merupakan tour operator dari Malaysia, Singapura dan Thailand, sementara sisanya berasal dari Jawa Timur, Bali, dan Jakarta.
Mereka juga dikenalkan dengan pola perjalanan baru di wilayah Jawa Timur dan Bali Barat yang menghubungkan enam kawasan konservasi yaitu Taman Nasional (TN) Bromo Tengger Semeru, TN Meru Betiri, TN Alas Purwo, TN Baluran, TN Bali Barat, dan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen.