Jakarta, Haloindonesia.co.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggandeng stakeholder lintas kementerian/lembaga dalam upaya penyusunan Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN)/ Integrated Tourism Master Plan (ITMP) yang diamanatkan dalam RPJMN 2020-2024 dan merupakan pedoman pengembangan kepariwisataan secara terintegrasi untuk 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP).
Pembahasan dan penyusunan RIDPN/ITMP dilaksanakan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Tingkat Menteri di Hotel J.W. Marriot Kuningan, Jakarta, Selasa (29/3/2022).
Pengembangan destinasi wisata nasional termasuk Manado-Likupang (Sulawesi Utara) dan Bangka Belitung menjadi salah satu bahasan utama dalam Rakor tersebut.
Hadir dalam rakor, stakeholder dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas; Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM); didukung Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), serta Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan, Manado-Likupang dan Bangka Belitung mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan kepariwisataan nasional sekaligus diharapkan dapat menjadi leading sector penggerak perekonomian.
“Jika ITMP sudah ditetapkan menjadi Peraturan Presiden maka akan mudah merencanakan, mengelola, hingga mengakselerasi pelaksanaan pembangunan destinasi wisata yang berkelas. Setelah ITMP ini ditetapkan kita bisa mengakselerasi pelaksanaan dari master plan ini agar kita bisa menyiapkan Manado-Likupang dan Bangka Belitung sebagai Destinasi Pariwisata Nasional yang berkelanjutan dan berdaya saing global (world class) didukung dengan kolaborasi dan komitmen seluruh stakeholder terkait,” katanya.
Menparekraf juga menjelaskan, melalui komitmen dan kolaborasi yang terjalin antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh stakeholder yang terkait tentunya akan menjadi modal utama dalam pengembangan sektor parekraf. Sehingga, kita dapat membuka peluang lapangan kerja seluas-luasnya dan menggerakkan ekonomi daerah serta berdampak pada kebangkitan ekonomi nasional.
“Saat ini pengembangan pariwisata mengarah pada quality tourism yang dampaknya tidak hanya dirasakan wisatawan tetapi juga masyarakat. Untuk mengetahui keberhasilan dalam implementasi quality tourism, proyeksi pariwisata yang disusun perlu mengacu pada tercapainya quality tourism dengan menambahkan proyeksi length of stay dan tourist expenditure,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan menjelaskan, Manado-Likupang dan Bangka Belitung berpotensi menjadi gerbang pariwisata Indonesia bagian utara. Maka guna mengoptimalisasikan potensi itu, harus tersedia aksesibilitas yang memadai, amenitas yang memenuhi standar, atraksi yang menarik, serta fasilitas layanan pariwisata lainnya.
“Kita sudah memiliki banyak pengalaman membangun destinasi-destinasi seperti Labuan Bajo, Mandalika, Banyuwangi, dan lainnya, berangkat dari itu semua, kita harap penyusunan itu realistis dan tidak muluk-muluk sehingga kita kecewa dengan apa yang kita harapkan,” katanya.
Menko Marves juga meminta semua pihak untuk dapat menyelesaikan terlebih dahulu seluruh hambatan yang ada, terutama hambatan lahan yang sering mengganggu rencana pembangunan.
“Studi ini saya pikir ini sudah sangat dalam. Masalah tanah menjadi isu, masalah perhubungan menjadi kunci kesuksesan investasi, kalo tidak ada akses investasi sulit masuk. Semua pekerjaan itu harus dilakukan secara terintegrasi. Posisi Manado ini sangat menarik karena posisinya dekat dengan Tiongkok, untuk itu Likupang ini kita dorong untuk destinasi unggulan di wilayah timur,” ujarnya
Luhut juga mengajak semua pihak untuk mewujudkan Manado – Likupang dan Bangka Belitung sebagai destinasi wisata yang inklusif, berdaya saing, dan mampu memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan.
“Berkelanjutan ini sangat penting. Saya titip kepada Pak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk semakin menggaungkan kampanye #BanggaBerwisatadiIndonesiaAja secara lebih masif,” katanya.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa penyusunan kedua RIDPN/ITMP telah sesuai dengan pendekatan perencanaan yang tematik, holistik, integratif, dan spasial (THIS).
“Kita sudah memiliki banyak pengalaman membangun destinasi-destinasi seperti Labuan Bajo, Mandalika, Banyuwangi, dan lainnya, berangkat dari itu semua, kita harap penyusunan itu realistis dan tidak muluk-muluk sehingga kita kecewa dengan apa yang kita harapkan,” katanya.
Menko Marves juga meminta semua pihak untuk dapat menyelesaikan terlebih dahulu seluruh hambatan yang ada, terutama hambatan lahan yang sering mengganggu rencana pembangunan.
“Studi ini saya pikir ini sudah sangat dalam. Masalah tanah menjadi isu, masalah perhubungan menjadi kunci kesuksesan investasi, kalo tidak ada akses investasi sulit masuk. Semua pekerjaan itu harus dilakukan secara terintegrasi. Posisi Manado ini sangat menarik karena posisinya dekat dengan Tiongkok, untuk itu Likupang ini kita dorong untuk destinasi unggulan di wilayah timur,” ujarnya.
Luhut juga mengajak semua pihak untuk mewujudkan Manado – Likupang dan Bangka Belitung sebagai destinasi wisata yang inklusif, berdaya saing, dan mampu memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan.
“Berkelanjutan ini sangat penting. Saya titip kepada Pak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk semakin menggaungkan kampanye #BanggaBerwisatadiIndonesiaAja secara lebih masif,” katanya.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa penyusunan kedua RIDPN/ITMP telah sesuai dengan pendekatan perencanaan yang tematik, holistik, integratif, dan spasial (THIS).