Medan, Haloindonesia.co.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Diseminasi Pedoman Desa Wisata Ramah Perempuan” di Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut), sebagai upaya memberikan edukasi dan meningkatkan peran perempuan dalam mengembangkan desa wisata secara aman dan nyaman.
Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf (Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf) Ni Wayan Giri Adnyani mengungkapkan tenaga kerja di bidang pariwisata mayoritas adalah perempuan dengan persentase sebesar 54,22 persen dan di sektor ekonomi kreatif sebesar 56,62 persen, termasuk UMKM yang di dalamnya sebanyak 64,5 persen dikelola oleh perempuan.
“Data yang dihimpun Pusdatin Kemenparekraf pada 2023 ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki peranan yang sangat signifikan dalam sektor ini,” kata Ni Wayan Giri saat membuka acara Diseminasi Pedoman Desa Wisata Ramah Perempuan yang berlangsung di Hotel Adimulia, Medan, Sumatra Utara, Selasa (8/10/2024).
Kendati demikian, para tenaga kerja perempuan di bidang parekraf merasa aspek keamanan dan kenyamanan masih menjadi kendala. Hal yang sama juga dirasakan oleh wisatawan perempuan ketika berwisata.
Kemenparekraf ditegaskan Ni Wayan Giri, memiliki komitmen untuk mengimplementasikan kebijakan Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam pembangunan nasional, sesuai dengan amanat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2000.
PUG bertujuan mewujudkan kesetaraan gender untuk menciptakan pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia serta menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan dan tenaga kerja perempuan.
Kesetaraan gender juga menjadi poin penting dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Wujud konkret dari komitmen tersebut adalah terjalinnya kolaborasi yang erat antara Kemenparekraf bersama KemenPPPA dan Kemendes PDTT. Dimana ketiganya telah menyusun pedoman “Desa Wisata Ramah Perempuan” pada 31 Agustus 2024.
Pedoman “Desa Wisata Ramah Perempuan” dapat menjadi acuan untuk mengembangkan destinasi dan infrastruktur wisata yang mengakomodasi kebutuhan wisatawan perempuan serta pelaku usaha perempuan.
Ni Wayan Giri berharap melalui pedoman ini perempuan dapat berpartisipasi aktif dalam meningkatkan layanan dan pengalaman berwisata, sehingga pelaku usaha maupun wisatawan perempuan merasa aman, nyaman dan menjadi pengalaman yang tak terlupakan ketika berkunjung ke desa wisata.
“Sumatra Utara sendiri berkomitmen akan mengimplementasikan Pedoman Desa Wisata Ramah Perempuan pada satu atau dua desa wisata yang ada di wilayahnya,” kata Ni Wayan Giri.
Dalam kesempatan tersebut, Ni Wayan Giri juga mengajak seluruh unsur pentahelix untuk terus berkomitmen memperkuat implementasi PGU dalam pengembangan desa wisata ramah perempuan.
“Mari kita bersama-sama menjadi agen perubahan untuk masa depan pariwisata dan ekonomi kreatif yang lebih inklusif dan berkeadilan,” ujarnya.
Kegiatan Diseminasi Pedoman Desa Wisata Ramah Perempuan turut menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatra Utara, Zumri Sulthony; Akademisi Universitas Sahid Jakarta, Dr. Rahtika Diana; Owner Ecovillage Silimalombu Toba, Ratnauli Gultom; Wakil Direktur III Poltekpar Medan, Femmy Indriany Dalimunthe; dan Program Development Manager Indonesian Ecotourism Network (INDECON), Wita.
Kegiatan tersebut di moderator oleh Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Kemenparekraf/Baparekraf, Iin Dwi Purwanti.
Di sela-sela kegiatan Diseminasi Pedoman Desa Wisata Ramah Perempuan, Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani meluncurkan buku berjudul “Inspirasi dari Perempuan di Destinasi Pariwisata Indonesia” edisi ketiga tahun 2024 yang diharapkan dapat memberikan motivasi dan contoh nyata bagi perempuan lainnya untuk semangat membangun parekraf Indonesia yang semakin inklusif dan berkelanjutan.
“Satu buku ini isinya ada 10 perempuan inspiratif di desa wisata. Kita mencoba memetakan champion-champion perempuan yang ada di desa wisata tentunya dengan jenis pekerjaan yang berbeda. Jadi kita bisa saling belajar,” kata Ni Wayan Giri.
Turut hadir Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani serta para tamu undangan dan peserta kegiatan.