Merauke, HALO Indonesia – Jauh sebelum bertugas di Kementerian Perhubungan, Agus Irianto, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Mopah Merauke, Agus Irianto memulai kariernya di angkatan laut pada tahun 1986 melalui Sekolah Perwira Militer Wajib. Sebelumnya, Agus telah menamatkan pendidikannya di Akademi Pelayaran Ancol Tahun 1984. Masuk sebagai wajib militer (wamil), Agus mendapatkan penugasan di KRI selama 7,5 tahun. Ya, dinas di KRI, Agus Irianto menjelajahi lautan Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke.
Agus Irianto tak berhenti di situ. Ia memilih melanjutkan pendidikan penerbang di Sekolah Penerbangan Juanda, mulai tahun 1992-1994. Selepas itu, ia beralih tugas penerbangan TNI AL hinga tahun 2015. “Saya efektif terbang melaksanakan patroli udara maritim di perairan Indonesia mulai tahun 1992-2000 dengan pesawat Nomad,” Papar Agus.
Tahun 2005, Agus Irianto dipindahtugaskan ke pangkalan Juanda. Ia bertugas di sana selama satu tahun. Selanjutnya dipercaya untuk bergabung dengan Lantamal X Jayapura dan bertugas selama 2,5 tahun/. Kemudian pindah tugas ke Surabaya, bergabung di pusat pendidikan Ditjen Maritim. “Lalu dapat penugasan dinas ke Lantamal Kupang sebagai Asintel, dan bertugas selama 1 tahun 7 bulan”, Urainya
Selepas itu, Agus ditunjuk untuk bergabung ke Lantamal I Belawan selama 2,5 tahun. Berlanjut, ia bergabung di Komando Pendidikan dan latihan TNI di Serpong selama 1 tahun hingga ditarik untuk bergabung di penerbangan angkatan laut sampai 2015.
Dengan karier yang malang melintang di laut dan udara, Agus mendapat kesempatan mengikuti Assasment di Ditjen Perhubungan Udara. Resmi bergabung di Ditjen Perhubungan Udara pada 6 Oktober 2015 dan diberi tanggungjawab sebagai Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke. Setelah berdinas selama 10 bulan, selanjutnya ia ditugaskan sebagai Kepala UPBU Edward Domine Osok Sorong hingga saat ini sebagai Kepala UPBU Mopah Merauke.
Berkarier, menjelajah perairan dan wilayah udara Indonesia, Agus tak menampik bahwa dari barat hingga ke timur, pembangunan yang telah dilakukan pemerintah berhasil memberikan dampak positif dan kemudahan kepada masyarakat. Khususnya dari kacamata transportasi, kini dengan segala kemudahan akses, aktivitas ekonomi masyarakat Indonesia, terutama di bagian timur, semakin meningkat.
“Wilayah Indonesia sangat luas, beragam suku, budaya, bahasa, dan karakter masyarakat. Semuanya punya keunikan. Pada akhirnya, Indonesia adalah satu. Membangun konektivitas laut dan udara sama pentingnya karena tujuan akhirnya adalah memajukan masyarakat,”Agus menambahkan.