Mataram, HaloIndonesia – Kehadiran retail modern dan supermarket besar yang menawarkan banyak iming-iming diskon, menjadi momok menakutkan bagi pedagang dan masyarakat yang menggantungkan hidup pada pasar tradisional. Eksistensi pasar tradisional yang telah mendarah daging dalam masyarakat Indonesia pun, ditakutkan akan tergeser oleh hadirnya pasar-pasar modern dengan bangunan mewah dan barang lebih beragam.
Kondisi tersebut membuat tingginya dorongan untuk mempertahankan eksistensi pasar tradisional , sejumlah komunitas pemuda di Mataram menggelar gerakan untuk menarik minat masyarakat di Mataram terhadap pasar tradisional. Masyarakat diajak untuk kembali ke pasar tradisional dengan gerakan Nteh Lalo Meken!, yang berarti ‘Ayo ke pasar!’
Dijelaskan oleh Indra Saputra Lesmana, selaku manager acara tersebut menjelaskan gerakan Nteh Lalo Meken! merupakan gerakan kampanye yang diinisiasi di sejumlah kota di Indonesia, termasuk Kota Mataram. Disponsori oleh Yayasan Danamon Peduli, kampanye bertujuan menarik simpati masyarakat agar setia menjadi bagian dari perkembangan pasar tradisional di Indonesia.
Nteh Lalo Meken! di Mataram akan digelar di tiga pasar tradisional di Mataram, yakni Pasar Dasan Agung, Pasar ACC dan Pasar Kebon Roek. “Kita pilih tiga pasar ini karena alasan historis, karena dulu kan Ampenan jadi pusat perekonomian du Mataram. Tapi karena alasan ‘politis’, kahirnya dipindah ke Cakranegara,” ungkapnya, Rabu, 22 November 2017.
Kegiatan Nteh Lalo Meken! telah dimulai sejak tanggal 18-19 November 2017 lalu. Dengan kegiatan Mersik Peken atau bersih-bersih pasar di Pasar ACC dan pengobatan gratis bagi pedagang di Pasar Dasan Agung. Ada sekitar seratus pedagang yang antusias mengikuti acara pengobatan gratis tersebut.
Puncak acara Nteh Lalo Meken! akan digelar pada tanggal 25-26 November 2017, diisi dengan beragam kegiatan yang berpusat di tiga pasar tersebut. Berbagai atraksi seni juga akan memeriahkan acara tersebut, termasuk penampilan musisi Ary Juliant, kesenian rudat, hadrah hingga kecimol.
“Nanti ada atraksi seni yang dipertunjukkan di tengah-tengah aktivitas pasar. Tarian, perkusi, ada fashion show juga yang jalan di tengah-tengah pasar. Tapi kita pastikan venue kita pastikan tidak mengganggu aktivitas pasar. Pokoknya nanti teman-teman seniman akan tampil di area pasar, nggak ada panggung,” paparnya.
Dari beberapa kegiatan, ada yang menarik yakni Belanja Bersama Anak, dimana masyarakat berbelanja juga mengajak anaknya. Untuk menunjukkan bahwa esensi belanja di pasar tradisional itu bukan hanya membeli barang, namun juga berinteraksi sosial.
“Jadi ibu-ibu bisa juga bisa menunjukkan ke anak-anaknya, kalau ada interaksi sosial antara pembeli dan pedagang selama proses belanja. Seperti saat tawar menawar, itu uniknya pasar tradisional yang nggak ada di pasar modern,” ujarnya.
Selain itu, akan ada sosialisasi cara mengolah sampah plastik untuk para pedagang pasar, agar sampah plastik tidak hanya dibuang sembarangan, demikian kata Indra.