Maluku Tenggara, Halo Indonesia – Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dianggap sebagai bentuk perhatian pemerintah bagi upaya pengembangan usaha pariwisata di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.
Plt. Sekda Kabupaten Maluku Tenggara, M. Teslatu, menyatakan di Maluku Tenggara, Kamis (25/4/2019) mengatakan potensi pariwisata yang di miliki Maluku Tenggara memungkinkan masyarakat setempat untuk bisa membangun usaha pariwisata serta mengembangkan usahanya melalui pinjaman modal yang diberikan melalui program itu.
“Pariwisata merupakan program unggulan Pemda Kabupaten Maluku Tenggara. Maka, pengembangan pariwisata di sini menjadi prioritas utama Pemda,” ujar Teslatu.
Ia menambahkan, usaha pariwisata yang bisa dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara sangat beragam. Mulai dari transportasi, penginapan baik dalam bentuk hotel maupun homestay, kuliner, oleh-oleh, maupun pengadaan paket-paket perjalanan.
“Para pelaku usaha dan industri pariwisata merupakan elemen penting dalam pembangunan pariwisata. Keduanya saling melengkapi,” tambah Teslatu lagi.
Dengan demikian, lanjutnya, pelaku usaha bisa memanfaatkan pinjaman bunga rendah yang melalui perbankan penyelenggara KUR. Saat ini, jumlah pelaku usaha di Kabupaten Maluku Tenggara yang meminjam modal ke perbankan masih sangat sedikit. Diharapkan, jumlahnya terus bertambah sehingga usaha pariwisata di Maluku Tenggara juga berkembang.
Sementara itu, Kabid Investasi Destinasi Pariwisata, Mugiyanto yang mewakili Asdep Investasi Pariwisata Kemenpar, Hengky Manurung, menyatakan bahwa pengembangan pariwisata hendaknya dilakukan dengan melibatkan lima unsur penting yakni pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media. Selain itu, keberhasilan pariwisata juga ditentukan oleh 3 pilar utama yaitu wisatawan, ketersediaan destinasi dan sumber daya manusia, masyarakat, dan industri pariwisata (SMI).
Untuk dapat melaksanakan promosi, penyediaan 3A, maupun sertifikasi tersebut, diperlukan investasi dan pembiayaan baik investasi pemerintah maupun swasta, pembiayaan oleh IKB maupun IKNB.
Pemberian pinjaman bunga rendah dalam bentuk KUR ini merupakan bentuk perhatian pemerintah dan perbankan dalam pengembangan industri kecil pariwisata.
“Tahun 2019 ditetapkan target devisa US$ 17,6 miliar serta ada 13 juta lapangan pekerjaan bidang pariwisata,” lanjut Mugi.
Lebih lanjut ditambahkan, untuk memajukan pariwisata daerah, Pemda perlu melakukan elaborasi keunggulan daerah dipadukan dengan kebutuhan wisatawan. Misalnya, daerah Danau Toba yang kini banyak didatangi wisatawan, kita bisa memasukan unsur pariwisata halal di
dalamnya. Artinya, makanannya diperhatikan, ada petunjuk arah kiblat salat bagi wisatawan muslim, dan lain- lain.
Hal yang sama bisa dilihat di Jepang, baju khas Jepang yakni kimono mulai diproduksi menjadi kimono yang dilengkapi penutup kepala mirip hijab.
Pada kesempatan tersebut, Clinnox Lilihata, Penyelia Pemasaran BNI Kantor Cabang Pembantu Kabupaten Maluku Tenggara menjelaskan mengenai pinjaman bunga rendah atau KUR yang diberikan oleh Bank BNI.
” Untuk pinjaman dibawah Rp25 juta, pinjaman dapat dilakukan tanpa agunan. Syaratnya cukup mudah, yakni usaha sudah dilakukan selama 6 bulan dan sudah memiliki laba, KTP/surat nikah, usia peminjam minimal 21 tahun atau sudah menikah dan tidak memiliki catatan perbankan yang buruk,” jelasnya.
Sementara itu, untuk pinjaman berjumlah Rp26 juta hingga Rp500 juta, bunga pinjaman yang dibebankan kepada peminjam hanya 7% pertahun.
Menanggapi hal ini, salah satu pelaku usaha kuliner di Kabupaten Maluku Tenggara, Karmila (42) mengatakan bahwa dirinya berencana untuk mengajukan pinjaman KUR ke perbankan.
“Semoga nanti saat mengajukan pinjaman, kepengurusannya mudah seperti yang disosialisasikan hari ini sehingga betul-betul membantu pelaku UMKM di sini,” sambung Karmila.