Jakarta, Halo Indonesia (Kominfo)- Perkembangan teknologi saat ini menjadi salah satu penentu utama pertumbuhan ekonomi. Teknologi dapat menjamin produktivitas yang lebih tinggi, peningkatan efisiensi, keamanan, dan kenyamanan.
Selain memberikan keuntungan, perkembangan teknologi juga memberi konsekuensi bagi kehidupan manusia. Sistem otomasi dalam teknologi dapat menimbulkan dampak buruk seperti pengurangan pekerja, terbuangnya keterampilan, dan penghematan upah. Bahkan, World Economic Forum memperkirakan 5 juta pekerjaan akan hilang pada tahun 2020 akibat perkembangan teknologi.
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara menyatakan guna mencegah dampak buruk tersebut, sumberdaya manusia di Indonesia perlu disiapkan memiliki pendidikan dan keterampilan yang sesuai, relevan, dan berguna di era digital saat ini, misalnya dengan memperluas usaha dalam dunia ekonomi digital.
Sehingga, kata Menteri Rudiantara, perkembangan teknologi justru bisa membantu memperluas lapangan pekerjaan baru, sebagaimana platform e-commerce yang mendukung pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia.
Menteri Kominfo menyebutkan, diperkirakan 90 juta penduduk Indonesia dapat menjadi pengguna digital pada tahun 2030. Jumlah itu menurutnya adalah potensi besar sebagai penopang pertumbuhan ekonomi berbasis digital.
“Kita perlu melakukan pendekatan untuk mempromosikan budaya digital dan pola pikir, agar mendorong kewirausahaan dan inovasi,” kata Rudiantara saat menghadiri Seminar Internasional bertajuk ‘Human Capital Investment: A New Driving Force of the Economy’, di Badung, Bali, Kamis (01/03/2018).
Saat ini, ucap Rudiantara, pemerintah akan lebih menjadi regulator yakni memberi kebijakan yang mempermudah pelaku digital, fasilitator yakni mewadahi proses digitalisasi, dan akselerator yakni terus mendorong masyarakat dalam budaya digital. Kendati begitu, kata Rudiantara, upaya pemerintah harus didukung oleh usaha masyarakat serta institusi pendidikan.
“Contohnya Go-Jek, sebagai aplikasi transportasi ojek online. Kemudian diperluas ke berbagai pilihan jasa termasuk: pengiriman makanan dan bahan makanan, pengiriman barang, pembayaran, penjualan tiket, gaya hidup,” ucap Rudiantara.
Sebagai bagian rangkaian Program Voyage to Indonesia menuju Sidang Tahunan IMF-Bank Dunia 2018, seminar internasional dihelat untuk merumuskan berbagai rekomendasi kebijakan untuk mengatasi masalah-masalah di bidang sumberdaya manusia.
Seminar dibuka Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyampaikan perlunya investasi di bidang SDM untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran negara. Selanjutnya terbagi dalam tiga sesi, dengan pembicara utama beberapa Menteri dalam Kabinet Kerja serta para ahli dari lembaga keuangan internasional, negara-negara maju dan berkembang, profesional, dan akademisi.
Sesi pertama mengangkat topik “Human Capital as a Driver of Economic Growth and the Foundation of Prosperity”. Pada sesi dua, topik yang diangkat adalah “Human Capital and Future of Work”, sementara topik pada sesi tiga yaitu “Key Opportunities and Challenges in Human Capital Investment”.