Jakarta, HALO Indonesia – Menteri Dalam Negeri Prof.H.M. Tito Karnavian menerima kunjungan kehormatan persahabatan Duta Besar Singapura untuk Indonesia H.E. Anil Kumar Nayar beserta rombongan pada Kamis (12/12/2019), di Kantor Kemendagri, Jakarta.
Sebagaimana diketahui, perkembangan hubungan antara Indonesia dan Singapura secara umum berjalan sangat baik dan dinamis, serta terus mengalami peningkatan di berbagai bidang, sejak dimulainya hubungan bilateral kedua negara pada Tahun 1966. Singapura adalah negara sahabat dan salah satu negara tetangga terdekat yang memiliki arti penting bagi kepentingan nasional Indonesia maupun kepentingan kawasan. Secara geografis, kedua negara mempunyai perbatasan langsung, sehingga mendorong terwujudnya hubungan dan kerja sama di berbagai bidang. Di sisi lain, kedekatan posisi geografis tersebut juga menimbulkan berbagai tantangan yang secara langsung dapat mempengaruhi kepentingan nasional kedua negara.
Sejak hubungan bilateral Indonesia dan Singapura dibuka, hubungan bilateral kedua negara telah berkembang secara baik, positif, dan konstruktif. Hal ini tercermin dari intensitas pertemuan bilateral tingkat tinggi antara pemimpin dan pejabat tinggi Indonesia dan Singapura yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai salah satu negara tetangga terdekat, hubungan kerja sama antara kedua negara terwujud dalam berbagai bidang, terutama yang menonjol adalah dalam bidang ekonomi. Singapura merupakan mitra dagang utama, sumber investasi asing terbesar dan juga sumber wisatawan asing bagi Indonesia.
Dalam pertemuan Leaders’ Retreat antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong di The Istana, Singapura, pada Selasa, 8 Oktober 2019 dicapai beberapa kesepakatan:
Pertama, Indonesia menyambut baik kesepakatan kedua negara mengenai Framework for Negotiation of FIR Realignment, di mana Indonesia menghargai sikap Singapura yang memahami keinginan Indonesia untuk mengatur ruang udaranya sendiri.
Kedua, Indonesia dan Singapura juga sepakat untuk memperpanjang kerja sama Bilateral Liquidity Management Arrangement.
Ketiga, kedua pihak menyambut baik perkembangan di Kendal Industrial Park (KIP) dan Nongsa Digital Park.
Keempat, Indonesia dan Singapura sepakat untuk mendorong penyelesaian proses ratifikasi Bilateral Investment Treaty yang telah ditandatangani bulan Oktober 2018 di Bali.
Kelima, Indonesia menawarkan sejumlah peluang kerja sama pendanaan proyek infrastruktur, di antaranya proyek kereta api Makassar-Parepare dan lapangan udara di Labuan Bajo.
Keenam, memperkuat kerja sama di bidang vokasi yaitu melalui operasionalisasi politeknik Kendal, kegiatan training for trainers, serta kerja sama dalam bidang pendidikan dan human capital development melalui inisiatif RISING Fellowship.
Ketujuh, meningkatkan kerja sama di bidang e-commerce, fintech, data services, pengembangan techno park dan regional innovation hub.
Terkait kerja sama dalam bidang pendidikan dan human capital development, Indonesia dan Singapura sepakat menyelenggarakan kegiatan RISING (Republic of Indonesia dan Singapore) Fellowship Programme. Program ini dibiayai oleh Ministry of Foreign Affairs (MFA) of Singapore dan Temasek Foundation Connects. Adapun, dalam pelaksanaanya turut melibatkan Civil Service College, LAN RI dan Kemendagri.
Inagurasi program telah dilaksanakan pada tanggal 17-22 November 2019 di Singapura. Hadir sebagai perwakilan dari pemerintah pusat adalah LAN RI dan Kemendagri, serta peserta dari 8 kepala daerah, yaitu: Irwan Prayitno, Gubernur Sumatera Barat; Syamsuar, Gubernur Riau.
Emil Elestiano Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur; Andi Sudirman Sulaiman, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan; Bima Arya Sugiarto, Wali Kota Bogor; Muhammad Rudi, Wali Kota Batam; Syarif Fasha, Wali Kota Jambi; H. Sahani Saleh, Bupati Belitung.
Tema Rising Fellowship Programme Tahun 2019 adalah “Industry 4.0 Transformation and Investment Promotion” dengan fokus pada tiga area yaitu: Inovasi dan dunia usaha (Innovation and Enterprise); Manajemen dan pengembangan kota (City Management and Development); serta Tren masa depan, tantangan, dan kesempatan (Future Trends, Challenges and Opportunities).
“Kesimpulan yang didapat dari pelaksanaan program di antaranya berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama diberbagai sektor, serta diharapkan agar pada kegiatan Rising Fellowship Programme berikutnya dapat lebih melibatkan daerah-daerah lainnya di Indonesia, kemudian Singapura siap untuk membuka pintu investasi sebesar-besarnya kepada Indonesia dalam rangka meningkatkan pengembangan ekonomi di Indonesia, juga penekanan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam transformasi Industri 4.0,” kata Mendagri.
Tak hanya itu, dalam pertemuan tersebut juga terdapat minat investasi yang tinggi dari Singapura dalam bidang pembangunan infrastruktur di Indonesia. Indonesia masih menjadi destinasi favorit perusahaan yang beroperasi di Singapura. Untuk periode Januari – Juli, realisasi nilai investasi Singapura mencapai US$ 3,43 milyar, sementara surplus neraca perdagangan non migas Indonesia untuk periode Januari – Juli mencapai US$ 136,92 juta. Kerja sama dalam bidang ekonomi digital juga terus meningkat, termasuk investasi asal untuk starts up Indonesia. Hal ini sekaligus meningkatkan interaksi produktif antar generasi muda entrepreneur dan telenta Indonesia dan Singapura.
Dalam kesempatan yang sama, Mendagri juga memaparkan Rencana Starategis Kemendagri untuk Tahun 2020-2024 yang berlandaskan pada Lima Program Prioritas Nasional sebagaimana Visi Presiden Joko Widodo dalam pemerintahannya.
Turut Hadir mendampingi Dubes Singapura untuk Indonesia yakni Atase Kepolisian Singapura (Police Attache) Ahmad Najib Mohamed Naim, dan Sekretaris Pertama (Politik) Kedubes Singapura untuk Indonesia Khairul Azman. Sementara Mendagri didampingi Plt. Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Bahtiar.