Manokwari, Haloindonesia.co.id – Kantor Otban IX Manokwari terus melakukan peningkatan pelayanan. Menyadari tantangan berada di wilayah kerja di provinsi termuda di Indonesia, tak menyurutkan langkah Sigit Pramono, sebagai Kepala Kantor Otban IX Manokwari dalam mengejar ketertinggalan dengan wilayah kerja Otban lainnya.
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara (Otban) Wilayah IX Manokwari, Sigit Pramono, mengatakan, dalam perkembangan saat ini, ada isu-isu yang menarik, yaitu terkait adanya 6 provinsi baru di wilayah kerja Otban IX. “Saat ini, kami membawahi empat provinsi, mulai dari Provinsi Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua dan Papua Tengah. Yang masing-masing provinsi memiliki bandara unggulan, obyek wisata dan sumber daya alam yang dikembangkan di masing-masing daerah,” kata Sigit, kepada Halo Indonesia, baru-baru ini.
Sigit mencontohkan, di Nabire ada bandara baru, yaitu Bandara Wanggar, yang memindahkan bandara lama menjadi bandara baru dengan panjang landasan pacu 1.600 meter dengan memiliki kapasitas terminal yang sudah cukup. “Ke depannya akan dikembangkan menjadi 2.500 meter dan diharapkan pesawat jenis Boeing dapat masuk di Bandara Wanggar,” jelas pria yang memulai bertugas sebagai Kepala Otban IX Manokwari pada 22 Juni 2022.
Selain itu, lanjut Sigit, saat ini Bandara Rendani Manokwari sekarang ini juga sedang dikembangkan dengan panjang landasan pacu bandara menjadi 2.600 meter dan sesuai master plan akan dibangun terminal baru.
Selanjutnya, ada juga Bandara Siboru Fakfak yang baru dengan panjang landasan pacu 1.600 meter. “Rencananya akan disokong oleh pabrik baru, yaitu pabrik pupuk dan petrokimia, yang akan beroperasi di Kokas, Fakfak. Diharapkan Bandara Siboru ini menjadi penopang geliat perkembangan Kabupaten Fakfak itu sendiri,” ujar Sigit.
Dia menambahkan, ada isu mengenai Kaimana, dimana Bupati sedang berusaha untuk melakukan pengembangan bandaranya, seperti melakukan perpanjangan landasan pacu bandara menjadi 2.000 meter dan sudah selesai di tahun kemarin (2023) dan rencana nantinya ini sudah bisa didarati pesawat sekelas Airbus A320,” kata Sigit.
“Artinya, masing-masing daerah memiliki sumber daya unggulan, termasuk juga di Sorong, yang sudah sangat menggeliat karena terkait akan menjadi provinsi sendiri, yaitu Provinsi Papua Barat Daya, dengan potensi wisata Raja Empat dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang akan beroperasi di Sorong,” jelas Sigit.
Tentu saja, dia menambahkan, ini akan menjadi pendongkrak nilai ekonomis dan trafik penerbangan bagi bandara. “Jadi di wilayah kerja kami ini sekarang ini masing-masing sedang mengembangkan dirinya masing-masing dengan menjual layanan bandaranya, pariwisata, dan menjual potensi daerahnya,” ucap Sigit.
Pergantian Pemimpin Daerah
Menurut Sigit, yang menjadi tantangan sekarang ini adalah kita harus bersinergi dengan pemerintah daerah yang baru sebab pada Oktober atau November nanti akan ada pemilihan kepala daerah (Pilkada). “Kita berharap dari pemerintah daerah terpilih, nantinya juga bisa men-support. Dengan kondisi bandara yang sudah siap dapat mendorong potensi ekonomi daerah agar bisa berkembang. Dengan berkembangnya perekonomian daerah maka akan meningkatkan trafik penerbangan sehingga harga tiket bisa bersaing,” terang Sigit.
Untuk di wilayah kerja, lanjut dia, kantor Otban IX Manokwari sedang dalam tahap pembenahan dan menurut rencana di Bandara Rendani Manokwari akan ada pengembangan di kawasan sisi darat. “Nantinya setelah dilakukan pemindahan terminal, kantor Otban IX akan menjadi kawasan sisi udara dari Bandara Rendani Manokwari. Kami harapkan pembangunan dapat selesai di tahun ini sehingga bisa memberikan layanan yang lebih maksimal kepada masyarakat,” ujar Sigit.
Menurut Sigit, saat ini pihaknya juga sedang mengejar target sebagai wilayah kerja bebas korupsi dan bersih melayani sesuai program dari pusat. “Kami sedang mengembangkan website agar pelayanan ini lebih bisa menjangkau masyarakat di wilayah melalui website yang bisa diakses selama 24 jam sehingga teman-teman dapat memberikan pengawasan di wilayah kerja dengan efektif dan efisien,” jelas Sigit.
Sigit berharap, meski berada di wilayah kerja pada provinsi yang mungkin masih muda, yaitu Papua, kami berupaya mengejar ketertinggalan dari wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. “Karena di wilayah kerja kami, memiliki potensi ekonomi cukup besar. Mulai dari ikan, wisata, dan SDA (sumber daya alam) yang benar-benar akan dikembangkan. Mudah-mudahan 5 tahun ke depan sudah mulai kelihatan hasilnya. Jadi target kami seperti itu,” tegas Sigit.
Sebelumnya, Kantor Otban IX Manokwari menyebut, akan ada dua maskapai penerbangan berminat masuk dan beroperasi di Bandara Rendani Manokwari Provinsi Papua Barat setelah perpanjangan landasan pacu bandara itu. Sebelumnya, landasan pacu bandara Rendani Manokwari sepanjang 2.000 meter, kini menjadi 2.300 meter.
Dua maskapai yang berencana masuk bandara Rendani yakni Pelita Air dan TransNusa. “Perpanjangan landasan pacu Bandara Rendani dari 2.000 meter menjadi 2.300 meter membuat penerbangan menjadi lebih aman dan nyaman. Tahun ini dua maskapai penerbangan yaitu Pelita Air dan TransNusa sedang berkoordinasi untuk masuk ke Bandara Rendani,” katanya.
Ia mengatakan tahun ini penerbangan Pelita Air akan menjajaki masuk ke Bandara Rendani pada medio semester kedua tahun 2024. “Sedangkan maskapai TransNusa, perwakilannya tengah mengurus perizinan di Otban Wilayah IX Manokwari untuk masuk di Manokwari. Maskapai tersebut berpeluang masuk ke Manokwari setelah membuka rute Manado dan Ambon dari Bandara Domine Edward Osok (DEO) Sorong, Papua Barat Daya,” pungkas Sigit.