
Jakarta, Haloindonesia.co.id – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya membahas potensi kolaborasi subsektor kuliner bersama Accelerice. Menekraf Riefky menegaskan pentingnya pembahasan ini untuk eksplorasi bentuk kerja sama yang dapat dikolaborasikan bersama Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenekraf/Bekraf) sehingga tercipta keberlanjutan.
“Kolaborasi antara Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif dan Accelerice sangat penting untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah. Ada 15 lokasi prioritas pengembangan ekonomi kreatif yang bisa disinergikan termasuk inkubasi kuliner di desa-desa kreatif,” ujar Menekraf Riefky dalam audiensi yang berlangsung di Gedung Film Pesona Indonesia, Jakarta pada Senin, 10 Maret 2025.
Accelerice merupakan akselerator perusahaan perintis subsektor kuliner (food and beverage startup accelerator) berbasis Indonesia untuk memberdayakan dan meningkatkan inovasi makanan dan bisnis minuman. Peran Accelerice membangun ekosistem yang kuat terhadap pemangku kepentingan dalam rantai nilai pangan.
Menekraf Riefky mengatakan hal yang dilakukan Accelerice menarik. Contohnya, menurut Menekraf Riefky, ada brand snack yang hype bisa dikolaborasikan dengan komunitas tertentu untuk menjangkau pangsa pasar kuliner secara global sehingga harus dilakukan kurasi produk dan program mana yang sudah berjalan untuk dikembangkan lebih lanjut.
“Menariknya, industri kreatif itu bisa menjalin kerja sama antar subsektor tapi, kerja besar ini tak bisa sendiri. Kita harus paham bahwa setiap pegiat ekonomi kreatif, termasuk kuliner punya implementasi rantai nilai seperti kreasi, produksi, promosi, distribusi, dan konsumsi. Dari sini, kami akan mendorong ke hal yang mana terlebih dahulu untuk prioritas, baru disusun dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS),” kata Menekraf Riefky.
Adapun kolaborasi dapat dimanfaatkan melalui penguatan 4 pilar yang dimiliki Accelerice seperti Food Startup Indonesia Accelerator (FSIA), Rak Sebelah, One Stop Solution, dan Foodbuzz ID. Salah satu hal yang dibahas dalam audiensi tersebut adalah keberhasilan FSIA yang bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan startup pangan dengan menyediakan mentor dan akses ke jaringan bisnis food and beverages sehingga ekosistem rantai makanan tetap terjaga dan masing-masing punya panduan bisnis untuk pengembangan kuliner di Indonesia.
Sementara itu, Axton Salim selaku Director of PT Indofood Agri Resources mengaku begitu terkesan dengan audiensi bersama Kemenekraf. Dia melihat audiensi ini sebagai peluang bagi subsektor kuliner memperluas cakupan bisnis.
“Accelerice menjadi jembatan bagi inovator, pelaku usaha, dan mitra industri yang berkomitmen menciptakan ekosistem untuk dukung pertumbuhan bisnis food and beverage yang mempercepat inovasi dan membuka peluang baru bagi industri kuliner di Indonesia. Kami tidak hanya ingin bantu bisnis kuliner bisa scale up, tapi juga mendapat data komunitas kuliner serta area desa kreatif sehingga bisa lakukan pemetaan potensi creative hub yang sudah terbangun,” ungkap Axton Salim.
Di tempat yang sama, Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Kemenekraf Yuke Sri Rahayu menambahkan bahwa sektor kuliner memberi kontribusi yang signifikan dan membuka peluang besar untuk investasi serta inovasi. “Di desa kreatif itu potensi besarnya kuliner. Tapi, tantangan saat produk kuliner daerah tersebut mau keluar untuk diperjualbelikan lebih lanjut justru menghadapi biaya yang tinggi sehingga kita harus cari cara supaya produk-produk lokal tetap berkembang,” kata Deputi Yuke.
Hadir pula sejumlah pejabat Kemenekraf dalam audiensi yaitu Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, Direktur Kuliner Andy Ruswar, Direktur Pengembangan Akses Pendanaan, Pembiayaan, dan Investasi Anggara Hayun Anujuprana, serta Direktur Pengembangan Sistem Pemasaran dan Hubungan Kelembagaan Radi Manggala.