Labuan Bajo, NTT, Halo Indonesia – Sampah yang sekarang menjadi permasalahan global membutuhkan kerja sama dari semua pihak untuk menanganinya.
“Sampah ini sekarang menjadi masalah sentral, masalah global, tidak bisa ditangani secara parsial. Karena itulah sekarang kita punya Dirjen Sampah,” katanya saat bertemu muka dengan jajaran Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) dan Forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) di Labuan Bajo, hari Rabu (21/3). Menurut Menko Maritim menjaga kebersihan lingkungan sangat penting, jika Labuan Bajo berniat mencapai target kunjungan wisatawan sebanyak 500.000 orang sampai tahun 2019.
Menko Luhut mengunjungi Labuan Bajo untuk melihat persiapan yang dilakukan kabupaten tersebut sebagai satu dari lima destinasi yang sedang dipersiapkan oleh pemerintah menjelang pertemuan World Bank-IMF di Bali yang akan berlangsung pada tanggal 8-14 Oktober mendatang.
“Kebersihan lingkungan itu merupakan faktor penting di bidang pariwisata. Kalau lingkungan bersih makin banyak wisatawan yang mau datang ke sini,” jelas Menko Luhut.
Pada acara ini hadir Bupati Kabupaten Manggarai Barat Agustinus Ch. Dula dan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementarian LHK, Rosa Vivien Ratnawati.
“Masalah sampah di sini harus kita selesaikan oleh pemerintah bersama rakyat. Pemerintah menyiapkan mekanismenya,” ujar Menko Luhut.
Menurut Dirjen PSLB3, saat ini yang diharapkan dari rumah tangga yang tinggal di wilayah kepulauan tidak lagi membuang sampah ke laut, setelah itu akan dilakukan edukasi secara bertahap dari mulai memilah sampah di rumah dan mengenalkan bank sampah kepada warga.
“Diharapkan warga menyadari dengan memisahkan sampah, mereka juga bisa mendapatkan uang. Jadi ada nilai ekonominya,” ujarnya.
Messah
Senada dengan itu, Menko Luhut meminta peran keluarga dalam memberikan pengajaran kepada anak-anaknya untuk tidak membuang sampah sembarangan, hal ini disampaikannya saat bertemu dengan masyarakat di Pulau Messah, Menko Luhut menjelaskan pentingnya peran para orang tua untuk menanamkan kesadaran menjaga kebersihan kepada anak-anak mereka.
‘Bapak, Ibu ingat ya, untuk mengajari anak-anak membuang sampah pada tempatnya. Kalau sampah plastik ini dimakan ikan dan ikannya dimakan manusia atau Ibu yang sedang mengandung, akan berdampak pada fisik anaknya. Anak akan tumbuh kuntet,” jelasnya.
Dirjen PSLB3 juga meminta kepada penduduk pulau, yang jumlahnya sekitar 2,300 orang ini untuk aktif memilah sampah masing-masing dan di lain pihak pemerintah juga melakukan berbagai upaya untuk membantu masyarakat.
“Kementerian LHK akan menyediakan kapal penjemput sampah yang akan mendatangi pulau-pulau kecil secara reguler,” ujar Dirjen PSLB3.
Infrastruktur
Saat kembali dari pulau Messah, Menko Luhut menyempatkan untuk melihat Pelabuhan Labuan Bajo. Ia mengatakan kepuasannya ketika mendapati bahwa Kepala Syahbandar mewajibkan kapal-kapal yang berlayar ke pulau-pulau kecil wajib mengangkut sampah ke Pelabuhan Utama.
Dalam kunjungan kali ini, Menko Luhut menginventarisasi masalah-masalah yang masih terjadi atau peningkatan-peningkatan yang perlu dilakukan di bidang atraksi wisata seperti desa wisata, taman nasional komodo, infrastruktur penunjang serta pasokan listrik.
Menko Luhut menungkapkan rencana pemerintah untuk membangun pelabuhan baru Bari.
“Kalau Bari sudah terbuka maka Pelabuhan yang ada di Kabupaten Labuan Bajo diharapkan hanya akan digunakan untuk wisatawan. Kementerian PUPR akan membangun jalan sepanjang 23 kilometer yang saat ini masih hutan,” ujar Menko Luhut kepada jajaran Pemkab.
Khusus untuk Taman Nasional Komodo (TNK), Menko Luhut mendapat penjelasan dari Kepala TNK Budi Kurniawan.
“Kita akan bereskan beberapa fasilitas untuk wisatawan di pulau Komodo dan Rinca, seperti pasokan air, listrik, lalu berapa batas jumlah manusia yang diperbolehkan tinggal berdekatan dengan Komodo, harga tanda masuk dan beberapa hal lain,” kata Menko Luhut.
Ia menekankan pentingnya koordinasi dan komunikasi antar-lembaga agar saat berlangsungnya pertemuan akbar tersebut yang diperkirakan akan didatangi oleh sekitar 15,000 orang sudah tidak ada lagi masalah besar saat berlangsungnya pertemuan tersebut.