Samarinda, Halo Indonesia – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengajak kaum milenial untuk memanfaatkan keunggulan pariwisata di era revolusi industri 4.0 atau Tourism 4.0 untuk memenangkan persaingan sektor pariwisata di pasar global.
Pariwisata Indonesia telah memasuki era revolusi industri 4.0 yang akan mengubah secara mendasar wajah berbagai industri termasuk industri pariwisata.
Hal ini ditandai dengan berubahnya perilaku wisatawan yang sangat digital selain juga semakin dominannya travellers milenial. “Sekitar 70% travellers melakukan ‘search dan share’ melalui platform digital dan lebih dari 50% inbound travellers kita adalah kaum milenial,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pada acara Millennial Gathering 2019 yang berlangsung di Swiss–Belhotel Borneo Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Sabtu siang (30/3/2019).
Hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi. Pada kesempatan itu Menpar Arief Yahya mengajak kaum milenial di Kaltim agar memanfaatkan era revolusi industri 4.0 (tourism 4.0) menjadi sumber keunggulan kompetitif baru dalam memenangkan pariwisata di pasar global.
Menpar Arief Yahya bersama narasumber Hetifah Sjaifudian, Wakil Ketua Komisi X DPR-RI dalam acara Millennial Gathering 2019 menjelaskan, era industri 4.0 akan mengubah serta mendisrupsi industri pariwisata secara mendasar dengan terwujudnya “cost value” atau dikenal dengan “more for less, experience value (personalized)”, dan platform value (resources sharing) yang dinikmati para travellers.
Terwujudnya seamless dan personalized experience, menurut Arief Yahya, karena adanya peran teknologi 4.0 antara lain big data analytics, artificial intelligence, internet of things (IoT), robotics, augmented reality, cloud computing, maupun blockchain. Sebagai contoh konkrit, adanya robotic airport guide/helper memungkinkan dan membantu para travellers mempercepat proses check-in dan boarding di bandara.
Selain itu dengan memanfaakan teknologi augmented reality (AR) juga memungkinkan munculnya pelayanan e-concierge,
m-payment, atau personal assistant di hotel. Begitu pula adanya teknologi virtual reality menjadikan seluruh informasi destinasi wisata tidak lagi melalui brosur atau penjelasan para guide, akan tetapi sudah memanfaatkan teknologi virtual reality lewat smartphone di tangan para travellers.
Wakil Ketua Komisi X DPR-RI Hetifah Sjaifudian mengatakan, Millennial Gathering 2019 menjadi wadah dalam mengangkat isu-isu terkini di kalangan generasi muda yang berkaitan dengan kondisi global. Hal ini kata dia, akan membentuk generasi muda menjadi insan kreatif yang mampu bersaing di dunia internasional. “Pertemuan ini sebagai wadah inspirasi generasi milenial untuk menduplikasi semangat kreatif dan proses pengembangan industri pariwisata berbasis model industri 4.0,” kata Hetifah Sjaifudian.
Sementara Menpar dalam acara yang mengangkat tema ”Created Creators: Millennial dalam Pariwisata di Era Industri 4.0” itu menegaskan kembali datangnya revolusi industri 4.0 adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindarkan.
“Cepat atau lambat akan terjadi di seluruh sektor, tak terkecuali pariwisata. Sebagai persiapan menyambut tourism 4.0, Kemenpar antara lain menyiapkan platform digital dengan nama New ITX-Indonesia Tourism Exchange,” katanya.
Platform ini sebagai etalase produk pariwisata berwujud digital untuk mengakomodasi para UMKM kecil, mikro, dan menengah agar semakin eksis dengan berjualan paket melalui digital marketplace.