
Jakarta, Haloindonesia.co.id – Keberadaan Bandara Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah memiliki peranan yang sangat penting sebagai penunjang peningkatan ekonomi di Kabupaten Seruyan. Mengingat Kabupaten Seruyan dengan luas wilayah16.404 Km2 memiliki beragam potensi ekonomi mulai dari perkebunan kelapa sawit, rotan, dan otensial bagi pengembangan budidaya tambak udang dan areal persawahan.
Tak ketinggalan juga bahwa Kabupaten Seruyan memiliki komoditas perkebunan tanaman karet, kelapa, kopi, kakao dan nilam. Namun sangat disayangkan, selama ini masyarakat masih mengandalkan akses penerbangan melalui Pangkalan Bun maupun Sampit sebagai rute mobilitas perekonomian.
Hal ini tak dapat dipungkiri bahwa infrastruktur jalan dari area perkebunan menuju Kuala Pembuang belum maksimal. Oleh karena itu pemerintah daerah sedang berupaya membangun jalan yang laik, agar akses menuju Bandara Kuala Pembuang semakin mudah.
“Pemerintah daerah sedang giat melakukan pembangunan infrastruktur agar mobilitas pereknonomian atau barang produksi masyarakat bisa dikirim lewat akses Bandara Kuala Pembuang sehingga lebih efektif dan efisien atau Pelabuhan Sigintung di Kuala Pembuang. Harapan kami, Bandara Kuala Pembuang bisa semakin memperkuat denyut perekonomian Kabupaten Seruyan,”ujar Muhamad Haridin, Kepala Bandara Kuala Pembuang kepada Halo Indonesia, awal Agustus 2020.
Saat ini, Bandara Kuala Pembuang, masih memerlukan perpanjangan landasan pacu atau runway sepanjang 200 meter, agar bisa didarati pesawat jenis ATR 72. Menurut Hariddin, saat ini ketersediaan panjang landasan pacu 1.200 meter, sedangkan untuk optimalisasi pengoperasian ATR 72 memerlukan panjang landasan 1.400 meter.
“Terkait perpanjangan landas pacu, kami telah mengusulkan ke pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan pemerintah pusat sangat mendukung untuk dilakukan perpanjangan landas pacu dan ditargetkan dapat direalisasikan pada tahun 2021. Ada beberapa tahapan yang sedang kami lakukan. Kami mulai pekerjaan persiapan lahan, mudah-mudahan tahun depan bisa konstruksi landas pacu,”papar Hariddin.
Selain tersebut diatas, yang paling strategis yaitu ditunjuknya bandara kuala pembuang sebagai koordinator wilayah angkutan udara perintis di provinsi kalimantan tengah, dimana diberikannya subsidi angkutan udara perintis untuk mendukung konektivitas antar daerah. Adapun saat ini, Bandara Kuala Pembuang beroperasi melayani penerbangan oleh Susi Air dengan frekuensi penerbangan tiga kali seminggu. Yakni dengan rute Kuala Pembuang Banjarmasin (2x), dan Kuala Pembuang – Palangkaraya (1x).
Terkait operasional bandara, Hariddin merasa bersyukur didukung oleh semua pihak. Mulai dari SDM pegawai bandara yang unggul dan berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, serta dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah serta masyarakat. “Team work adalah kunci menghadapi segala tantangan yang ada. Saya bersyukur, baik dari internal maupun eksternal bandara, punya komitmen tinggi dan saling support,”tambah Hariddin.