Jakarta, Itech – Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Kemenristekdikti akan menggelar ajang pameran Indonesia Inovator Indonesia Expo (I3E) selama empat hari dimulai 19-22 Oktober 2017 di Grand City Mall & Convex, Surabaya, Jawa Timur.
Dirjen Penguatan Inovasi, Kemenristekdikti Jumain Appe mengatakan, pameran I3E bertujuan untuk mengenalkan dan mempromosikan produk-produk inovasi teknologi Indonesia hasil karya anak bangsa kepada masyarakat luas. “Ajang I3E juga merupakan upaya hilirisasi serta komersialisasi hasil riset dan pengembangan dari inovator, baik yang ada di perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan (litbang), maupun masyarakat luas. Pameran akan diikuti 458 startup inovasi teknologi di Indonesia,” katanya di Jakarta, Senin (16/10).
Menurutnya, beberapa startup inovasi yang ikut pameran ini sudah sukses mengkomersialkan produknya di pasar, misalnya produk Magic Ring yang merupakan produk penghemat Bahan Bakar Minyak untuk sepeda motor dan mampu mengurangi gas beracun pada kendaraan bermotor produk Isolated Ground Shield Wire yang merupakan produk system proteksi petir untuk jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik, dan aplikasi Youthmanual. com yang merupakan platforn persiapan kuliah dan karier online berbasis data, didukung oleh teknologi People Science untuk membantu siswa dalam merancang dan mempersiapkan masa depan mereka.
“Oleh karena itu, pameran ini bisa menjadi wahana strategis yang menjembatani produk-produk yang siap komersial dari para startup untuk bertemu dengan para investor yang tertarik untuk menginvestasikan modalnya untuk memproduksi dan memasarkan produk, serta para pembeli potensial yang berkunjung di pameran,” paparnya. Rencananya pameran tersebut akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo, dan dihadiri aktor-aktor inovasi dari lingkungan pemerintahan, lembaga litbang, swasta, dan masyarakat.
Selain itu, dalam pameran tersebut juga akan diadakan seminar dan talkshow inovasi yang mengundang pembicara-pembicara berskala nasional, business pitching, demo iptel dari Pusat Peragaan Iptek, kompetensi Inovasi Perguruan Tinggi dan Masyarakat, klinik konsultasi mengenai Hak Kekayaan Intelektual, Standar Nasional Indonesia, hingga Pengawasan Obat dan Makanan, serta acara hiburan lainnya. “Kegiatan-kegiatan ini diharapkan mampu memberikan inspirasi dan motivasi pada masyarakat untuk berkreatifitas dan berinovasi, serta bangga dengan produk-produk inovasi buatan anak negeri,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, selain pemerintah, juga instansi yang lain akan terus memberikan insentif untuk menggairahkan para usaha pemula berbasis teknologi. “Insentif ini penting, agar usaha pemula ini bisa memasuki akses permodalan maupun akses pasar. Jadi pemerintah itu memberikan kebijakan iklim yang kondusif,” ujarnya.
Para inovator seperti lembaga litbang, perguruan tinggi atau masyarakat, didorong untuk lebih meningkatkan jiwa intrepreneur-nya atau jiwa kewirausahaannya, karena kalau tidak diberikan pendampingan dalam jiwa kewirausahaan, maka diperkirakan wirausaha pemula berbasis teknologi tidak tumbuh dengan baik. “ Karenanya kita juga memberikan akses jaringan permodalan, walaupun dari pemerintah ada, tapi itu sifatnya stimulan, maka perlu permodalan, baik dari bank maupun non bank, karena mungkin saja ada orang yang mau mengembangkan usaha tertentu atau lembaga-lembaga keuangan, baik pemerintah atau swasta,” terangnya.
Disamping itu, kata Jumain, juga akses jaringan pasar hubungannya dengan industri, baik industri kecil atau besar itu harus ada akses untuk itu, termasuk juga kepada komunitas masyarakat. Selain itu menggunakan lembaga-lembaga yang intensif untuk memberikan pembinaan supaya wirausaha baru tersebut bisa berkembang. (red/ju)