Beranda Hot News Pasar Tahura, Menghidupkan Kawasan Lampung dengan Destinasi Digital

Pasar Tahura, Menghidupkan Kawasan Lampung dengan Destinasi Digital

BERBAGI

LAMPUNG, HaloIndonesia – Destinasi digital benar-benar menjadi harapan baru pariwisata Indonesia. Tidak hanya menghadirkan destinasi baru, tapi juga membangkitkan kejayaan destinasi yang pernah ada.

Tidak percaya? Tengok saja Pasar Tahura. Pasar zaman now yang di-create komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Lampung.

Lokasinya ada di Kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Wan Abdurahman atau Youth Camp. Tepatnya di Desa Hurun, Kecamatan Hanura, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Wan Abdurahman atau Youth Camp yang dulu menjadi primadona wisatawan ini “hidup” kembali. Kawasan yang menjadi “rumah” bagi kekayaan hayati dan satwa ini ramai kembali didatangi wisatawan.

“Awal dibuka di awal 90-an hingga tahun 2000, Youth Camp ini ramai. Tempat untuk wisata alam dan petualangan. Tapi lama kelamaan menurun, sehingga kami putuskan untuk membangkitkannya lagi,” ujar Pembina Genpi Lampung, Yodistara.

Oleh mereka, Youth Camp dikreasi ulang dengan kreatif. Disesuaikan dengan selera anak zaman now.Kawasan Tahura yang asri “dipoles” menjadi tempat-tempat yang seru. Spot-spot instragrammable dimunculkan. Disesuaikan dengan keasrian alam yang ada di kawasan Tahura.

Maka jangan heran bila anda melihat satu set meja makan di atas aliran sungai kecil. Atau ada panggung kecil dengan pernak-pernik lengkap, yang memiliki latar belakang rimbunya pepohonan yang asri. Bohong kalau tidak betah berlama-lama disini.

Ditambah lagi dengan adanya jajanan atau kuliner khas yang bisa dinikmati pengunjung. Dari jajanan tradisional hingga modern, semuanya ada.

Mau apa? Seruit misalnya. Ini adalah makanan khas Lampung, berupa ikan yang digoreng atau dibakar dan dicampur sambel terasi. Sensasi rasanya semakin nancap di lidah dengan hadirnya tempoyak (olahan durian) atau mangga.

Ingin mencoba yang segar ada Bakso Ikan Tuhuk. Yakni bakso yang menggunakan bahan dasar ikan Marlin khas Pesisir Barat Lampung.

Ada juga Pandap, yaitu makanan khas masyarakat Pesisir Lampung. Bentuknya seperti pepes. Isinya, ikan laut yang diracik dengan bumbu-bumbu yang terdiri dari kelapa parut, kelapa goreng, kunyit, lengkuas, cabe rawit, cabe merah, merica, garam dan asam jawa.

Rasanya gurih, teksturnya renyah, wanginya juga menyeruak.Semua itu semakin nikmat dengan pilihan deretan minuman nan segar. Serbat Kweni misalnya. Minuman dengan isian mangga kweni yang segar. Selain itu ada juga es degan, es buah, cendol dan lainnya.

Di Pasar Tahura akan dihadirkan hiburan dari berbagai komunitas anak muda setiap minggunya. Serta ada juga cendera mata yang uni dan khas Lampung.

Juga digelar permaian dan dan games yang bisa dilakukan oleh pengunjung. Tidak ketinggalan edukasi terkait kekayaan hayati di kawasan sini.

Meski menghadirkan konsep baru, Pasar Tahura tidak melupakan keunggulan-keunggulan yang dimiliki kawasan ini. Yang ingin beradventure ke air terjun, disiapkan guide yang siap menemani. Air terjun yang memiliki ketinggian hingga 13 tingkat, bisa jadi salah satu rujukan wisatawan.

“Youth Camp ini sangat lengkap fasilitasnya, sayang sekali bila tak dimanfaatkan masyakarat. Apalagi akses ke sini masih dekat dengan Kota Bandar Lampung dan termasuk di jalur wisata unggulan Lampung dan Pesawaran,” ujarnya.

Sementara Ketua Pelaksana Pasar Tahura, Khoerur Rizki mengatakan, Pasar ini hadir satu kali setiap pekannya di hari Minggu. Para pengunjung tidak perlu ragu untuk datang. Fasilitas yang tersedia sudah lengkap. Seperti areal camping ground, aula, toilet hingga berbagai fasilitas lainnya.

“Kini kawasan Tahura sudah dikenal kembali oleh masyarakat. Tengok saja di media sosial, deretan foto dan video menarik berseliweran. Tahura kembali berjaya,” ujarnya.

Dan saat enyambut malam pergantian tahun beberapa waktu lalu, Pasar Tahura menyajikan konsep yang spesial. Yakni melewati tahun di camping ground bersama Pasar Tahura.

Dengan hanya membayar Rp 150 ribu per orang, pengunjung menikmati keseruan melewati malam tahun baru di tengah asrinya kawasan Tahura. Menginap di tenda, makan malam, barbeque, live accoustic, coffee break dan dokumentasi yang seru.Peserta juga diajak untuk tracking ke air terjun dengan ditemani guide profesional.

“Ke depannya, Pasar Tahura akan kembali menambah spot-spot seru yang instagrammble,” ujarnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya langsung mengapresiasi. Inilah sebabnya Kemenpar menjadikan destinasi digital sebagai salah satu acuan besar di 2018. Bahwa dengan digital, satu destinasi bisa diciptakan, dikembangkan atau bahkan dihidupkan kembali.

Konsep ini dipilih untuk mengakomodir kebutuhan generasi milenial di zaman now. Dimana para generasi milenial telah menjadikan travelling sebagai kebutuhan.

“Generasi milenial selalu ingin mempromosikan diri bahkan hanya sekedar narsis di dunia maya. Mereka lebih banyak hidup dengan gadget. Tempat untuk destinasi digital itu yang penting indah saat difoto. Tapi, yang jelas konsepnya harus mendatangkan keuntungan ekonomi,” ujar Menpar Arief Yahya.

Kemenpar ke depan akan fokus mengembangkan industri berbasis internet yang diselaraskan dengan keunikan tempat wisatanya.

Arief menyatakan, konsep destinasi digital menggunakan kebutuhan mendasar generasi milenial.

“Kami selalu mencari tahu apa yang dimau oleh generasi milenial. Ternyata mereka ada keinginan untuk diakui sehingga kondisi ini berkembang sebagai ekonomi pengakuan,” tegasnya.(*)

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.