Jakarta, HALO Indonesia – Menirius Tuati, diberi amanah sebagai Plt Kasatpel Bandara Kabir, Pantar, NTT. Keberadaan Bandara Kabir diproyeksikan sebagai pintu gerbang destinasi menuju perairan dan pesisir yang dikenal dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang luar biasa. Sebagai Kasatpel, Menirius bertanggungjawab memastikan Bandara Kabir yang rencananya akan diresmikan akhir tahun 2020 dapat berjalan optimal.
Seperti diketahui, secara fisik, Bandara Kabir sudah jadi, memiliki panjang landasan pacu 900 meter x 30 meter. Menirius beserta timnya melakukan beberapa pembenahan untuk memaksimalkan agar Bandara Kabir bisa secepatnya dinikmati oleh masyarakat Pantar. “Ada beberapa kegiatan yang sedang dikerjakan di antaranya memindahkan jaringan listrik, koordinasi dengan pemerintah daerah terkait batas lahan, dan terpenting memastikan tidak ada obstacle seperti pepohonan di ujung runway,” sebut Menirius kepada Halo Indonesia saat ditemui awal Maret 2020 di ruangannya.
Pembebasan lahan memang menjadi tantangan dalam rencana pengoperasian Bandara Kabir. Menirius menuturkan, hingga saat ini luas lahan yang sudah dibebaskan pemerintah daerah secara bertahap adalah seluas 20 hektar. “Saya pribadi berharap agar Bandara Kabir segera cepat beroperasi sehingga memudahkan mobilitas masyarakat Pantar,”Menirius menegaskan.
Surat-surat pengoperasian Bandara Kabir sebelumnya telah selesai diurus. Di sisi lain, pihaknya terus mengejar kesiapan operasional bandara didukung dengan pengoptimalan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas lain seperti: ketersediaan air bersih, aliran listrik, hingga pagar pengamanan.
Keberadaan SDM memang menjadi tantangan sendiri. Menurut Menirius, pihaknya masih mengandalkan SDM yang diperbantukan dari Bandara Mali Alor. Dengan demikian komposisi SDM nya belum terpenuhi sesuai standar. “Bandara Kabir butuh lebih banyak SDM, sementara yang ada saat ini masih pegawai pemerintah non ASN dan mereka belum berkesempatan menjalani diklat. Peningkatan kompetensi mereka yang sedang berupaya untuk ditingkatkan,”sebut Menirius.
Walaupun saat ini penerbangan yang dilayani di Bandara Kabir adalah penerbangan perintis seminggu sekali, bukan berarti tugas-tugas administratif bisa dinomorduakan. Oleh karena itu, ia berharap komposisi SDM yang dibutuhkan bisa tercukupi.
“Kegiatan-kegiatan yang ada di Bandara Kabir walaupun sifatnya masih penugasan dari Bandara Mali Alor sebagai pusatnya, namun kami tetap memastikan penyelenggaraannya sesuai dengan pedoman penyelenggaraan bandar udara. Sehingga kualitas dan kuantitas SDM punya peranan penting dalam memaksimalkan layanan di Bandara Kabir,”Menirius menambahkan.
Selamat atas Pemberian Nama Bandara perintis yang baru selesai dibangun dengan Nama: Bandara Pantar di Kabir, Kabupaten Alor, NTT. Semoga dalam waktu dekat diresmikan pengoperasiannya. Kami, masyarakat ALOR-Pantar di DKI Jakarta dan Sekitarnya (Jabodetabek) turut bergembira atas pemberitaan ini. (Dari: A.Wahid Karoko/Mantan Ketua Umum Ikatan Keluarga Ombay/IKO Jabodetabek),1985-1990.