Jakarta, Halo Indonesia – Adanya beberapa pembangunan Proyek Strategis Nasional di lintas Tol Jakarta – Cikampek seperti : pembangunan tol layang (elevated), Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, dan LRT Jabodebek, berdampak pada meningkatnya kemacetan lalu-lintas di jalan tol tersebut. Untuk mengatasi hal itu, Pemerintah tengah menyiapkan langkah-langkah upaya penanganan kemacetan lalu-lintas di tol Jakarta-Cikampek. Demikian disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Hengki Angkasawan, di Jakarta, Minggu (11/11).
“Hari ini telah dilaksanakan rapat koordinasi terpadu untuk menyiapkan rencana aksi/langkah-langkah penanganan kemacetan lalin di Tol Jakarta – Cikampek yang dipimpin oleh Dirjen Perhubungan Darat. Rapat tersebut dihadiri oleh beberapa stakeholder seperti : Dirjen Bina Marga, Kepala BPJT, Kepala BPTJ, Direktur Utama PT. Jasa Marga, perwakilan dari Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, Korlantas, Badan Usaha Jalan Tol, Tim Supervisi Manajemen Konstruksi, dan Kontraktor Pelaksana Proyek Strategis Nasional,” jelas Hengki.
Hengki mengatakan, pada sabtu malam (10/11), Dirjen Perhubungan Darat beserta jajaran telah mengadakan rapat awal, membahas tiga langkah utama penanganan kemacetan di Tol Jakarta – Cikampek. Tiga langkah tersebut yaitu : Penanganan dan dampak Over Dimension and Over Load (ODOL), Evaluasi paket kebijakan penanganan lalu lintas, dan Operasional mobil angkutan barang.
“Ketiga langkah ini yang kemudian di bahas lebih dalam pada rapat koordinasi terpadu hari ini,” ungkap Hengki.
Lebih lanjut Hengki mengungkapkan, beberapa langkah yang akan disiapkan pemerintah sebagaimana hasil dari rapat terpadu tersebut yaitu : Pertama, melakukan rekayasa lalu lintas. Hengki mengatakan, telah disiapkan langkah-langkah rekayasa lalin diantaranya, pengaturan operasional angkutan barang dari pukul 05.00 Pagi sampai dengan pukul 10.00 WIB, penambahan area pemberlakuan aturan ganjil genap di Gerbang Tol Tambun dengan kompensasi penyediaan Bus Transjabodetabek Premium , dan pengetatan aturan penggunaan lajur tol, misalnya, lajur 1 dan 2 diperuntukan untuk bus dan truk dengan golongan III s.d V, sementara lajur 3 dan 4 diperuntukkan untuk kendaraan golongan I dan II.
Langkah kedua, penindakan terhadap Truk ODOL yang melintas di tol Jakarta – Cikampek, berupa : penambahan frekuensi operasi pengawasan terhadap truk ODOL, penilangan, penurunan muatan dan pengeluaran dari jalan tol terhadap truk yang diketahui kelebihan muatan/ODOL dengan biaya dibebankan kepada operator truk atau pemilik barang. Untuk membantu pengawasan, akan dipasang alat Weight in Motion (WIM) di Gerbang Tol untuk mendeteksi suatu kendaraan yang kelebihan muatan. Pengawasan juga dilakukan terhadap kendaraan truk yang berhenti di pinggir jalan ruas tol JORR E2 dan akan dilakukan pemeriksaan kelengkapan kendaraannya.
Langkah ketiga, terkait sosialisasi kepada masyarakat terkait waktu pengerjaan proyek. Sosialisasi akan dilakukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Konsultan ini bertugas mengintegrasikan kegiatan pekerjaan, metode pelaksanaan pekerjaan, mengkomunikasikan kegiatan yg berisiko mengganggu lalu lintas seperti mobilisasi material, alat berat, dan girder jembatan.
“Tentunya hasil rapat ini akan didiskusikan dengan berbagai pihak seperti : pengamat, akademisi, dan perwakilan masyarakat. Untuk penjelasan secara lengkap terkait hasil rapat terpadu penangan kemacetan Tol Jakarta – CIkampek akan disampaikan pada hari Rabu mendatang,” tutup Hengki. (RDL/RK/HA)