Jakarta, Haloindonesia.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut kunjungan Grand Syekh Al-Azhar, Prof. Ahmed Mohammed Ahmed Al-Thayeb di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 9 Juli 2024. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian tur Grand Syekh ke Asia Tenggara yang juga mencakup Malaysia dan Thailand.
Dalam keterangannya usai mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa ini merupakan yang ketiga kalinya Grand Syekh berkunjung ke Indonesia setelah 2016 dan 2018.
Tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan Islam moderat dan dialog antariman.
“Di dalam pertemuan tadi, Bapak Presiden menyampaikan bahwa kunjungan Grand Syekh ini dan kemudian nantinya insyaallah pada bulan September akan ada kunjungan Paus, akan membawa pesan yang sangat kuat mengenai pentingnya perdamaian dan pentingnya toleransi,” ujar Menlu Retno dikutip dari laman Presidenri.go.id.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan Grand Syekh membahas tiga hal penting, yaitu hubungan Indonesia dan Mesir, pentingnya perdamaian dan toleransi, serta pentingnya penguatan dialog antariman.
Terkait hubungan Indonesia-Mesir di dalamnya dibahas khusus mengenai pendidikan. Presiden menggarisbawahi bahwa 95 persen warga negara Indonesia (WNI) di Mesir merupakan pelajar.
“Grand Syekh mengatakan bahwa pelajar Indonesia biasanya rata-rata dan beliau tidak pernah menerima keluhan dari mahasiswa Indonesia, yang berarti beliau mengatakan bahwa karakter dari mahasiswa Indonesia adalah baik,” ungkap Retno, sekaligus menambahkan bahwa Presiden Jokowi juga mendorong pembentukan Markaz Tatweer Al-Azhar cabang Indonesia.
Kemudian mengenai pentingnya perdamaian dan toleransi, presiden menyampaikan bahwa saat ini perang dan konflik terjadi di mana-mana, termasuk di Gaza. Sehingga penting bagi semua pihak untuk terus menyuarakan gencatan senjata yang permanen, mempermudah akses bantuan kemanusiaan, dan mewujudkan perdamaian dengan segera.
“Di dalam menanggapi hal ini, Grand Syekh sangat setuju dengan pandangan Bapak Presiden bahwa perang harus segera diakhiri dan perdamaian harus diwujudkan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah persatuan di dunia ini, negara-negara dunia semua harus mendorong perdamaian di Gaza, perdamaian untuk bangsa Palestina, termasuk juga persatuan di antara negara-negara muslim,” jelas Retno.
Poin terakhir yang disampaikan Presiden Jokowi, yakni pentingnya penguatan dialog antariman. Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk dan beragam. Toleransi adalah DNA Indonesia yang mencerminkan kebhinekaan.
“Bapak Presiden menjelaskan mengenai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan dari dekat Indonesia terus mengikuti peran dan reputasi dari Al-Azhar dalam mendorong toleransi dan moderasi. Bapak Presiden menekankan pentingnya upaya bersama untuk meningkatkan nilai toleransi dan perdamaian melalui dialog lintas agama guna mencegah tumbuh suburnya ekstremisme dan Islamophobia,” papar Retno.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama K.H. Yahya Cholil Staquf, Ketua PP Muhammadiyah K.H. Saad Ibrahim, dan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia K.H. Marsudi Syuhud turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut. (ARS)