Jakarta, HaloIndonesia — Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan rombongan senat parlemen Kazakhstan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa 13 Maret 2018. Rombongan itu dipimpin langsung oleh Ketua Senat Parlemen Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.
Dalam pertemuan tersebut Presiden menyebutkan bahwa Indonesia dan Kazakhstan adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim. Untuk itu, Presiden mengharapkan persahabatan Indonesia dengan Kazakhstan dapat menyuarakan Islam yang damai dan toleran.
Presiden juga menyesalkan konflik yang terjadi di beberapa negara muslim dan banyaknya pengungsi yang berasal dari negara muslim.
“Ini tanggung jawab kita, khususnya sebagai negara muslim, untuk menjaga perdamaian dan kemakmuran. Inilah di mana Indonesia dan Kazakhstan dapat bekerja sama, untuk memperkuat kerja sama di bidang kemanusiaan,” ujar Kepala Negara.
Ia melanjutkan, tahun ini Indonesia dan Kazakhstan memperingati hubungan diplomatik yang telah terjadi di antara keduanya sejak 25 tahun yang lalu. Menurutnya, momentum ini menjadi awal yang baik dalam mempererat hubungan kedua negara.
“Kita memiliki banyak peluang untuk meningkatkan potensi kerja sama kedua negara,” tuturnya.
Presiden Jokowi dan Tokayev sepakat mewujudkan hubungan baik kedua negara selama ini dalam bentuk kerja sama bilateral konkrit khususnya di bidang ekonomi. Selain itu, Presiden Joko Widodo berharap dukungan Kazakhstan untuk pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.
“Kontribusi dan upaya Indonesia dalam menjaga perdamaian insyaallah akan menjadi modalitas Indonesia untuk berkontribusi lebih banyak lagi seandainya Indonesia duduk sebagai anggota DK PBB,” lanjutnya.
Usai pertemuan, Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf, yang mendampingi delegasi Kazakhstan mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo diundang untuk hadir dan diminta berpidato di acara Congress of the Leaders of World and Traditional Religions yang akan digelar di Astana, Kazakhstan, pada 10-11 Oktober 2018 mendatang.
“Beliau berharap Pak Jokowi bisa memberikan sambutan di sana sebagai pembicara merepresentasikan negara yang berpenduduk mayoritas muslim dan negara muslim terbesar. Diharapkan Pak Jokowi dapat hadir. Ini dalam rangka 25 tahun hubungan Indonesia-Kazahstan,” kata Nurhayati.
Nurhayati kemudian menjelaskan, Presiden sangat menyambut baik undangan yang disampaikan dan akan mempertimbangkannya. Bahkan Presiden juga menyebutkan jika dirinya tidak dapat hadir, ia akan memastikan partisipasi Indonesia di sana.
“Pak Jokowi juga mengundang Kazakhstan untuk berpartisipasi dalam _trade expo_ di Indonesia bulan Oktober. Ini juga diberikan tanggapan positif oleh tamu kita,” sambungnya.
Saat pertemuan berlangsung, Presiden didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir.