Singapura, Haloindonesia.co.id – Di tengah meningkatnya perhatian global terhadap perubahan iklim, banyak negara mendorong pengurangan emisi karbon di industri maritim, salah satunya melalui penggunaan bahan bakar rendah emisi.
Sebagai pengampu sektor transportasi laut di Indonesia, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menjadikan isu ini salah satu fokus penting dalam partisipasinya sebagai delegasi pada Forum Singapore International Bunkering Conference and Exhibition (SIBCON) 2024 yang digelar di Resort World Sentosa, Singapura pada 9-11 Oktober 2024.
SIBCON merupakan konferensi tahunan terkemuka di dunia yang diselenggarakan oleh Maritime and Port Authority (MPA) Singapura dalam industri bunkering (pengisian bahan bakar kapal) dan maritim. Tahun ini, SIBCON ke-23 mengusung tema “Accelerating the Maritime Fuel Transition” yang dibuka secara langsung oleh Amy Khor, Senior Minister of State, Ministry of Transport and Ministry of Sustainability and the Environment, Singapura.
Acara dua tahunan ini dihadiri oleh lebih dari 2.000 profesional maritim, termasuk pemimpin industri, regulator, serta pembuat kebijakan dari 38 negara, termasuk Indonesia, untuk berkumpul dan mendiskusikan tren terbaru, tantangan, dan peluang dalam industri bunkering.
Senior Minister Amy Khor menyatakan bahwa, sejalan dengan komitmen global yang diperkuat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari kapal, Maritime and Port Authority (MPA) akan terus memfasilitasi negosiasi global yang saat ini sedang berlangsung di International Maritime Organization (IMO).
“MPA telah memperbarui berbagai inisiatif di bawah Maritime Singapore Green Initiative (MSGI) untuk mendorong adopsi awal teknologi dan bahan bakar dengan emisi nol dan hampir nol,” ungkap Amy.
Pada kesempatan yang sama, mewakili Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Jon Kenedi, menyampaikan bahwa SIBCON 2024 bertujuan untuk mengeksplorasi tantangan dan peluang di tengah transisi energi global.
“SIBCON 2024 menghadirkan para pemangku kepentingan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk membahas isu-isu strategis seperti kebijakan lingkungan, bahan bakar rendah karbon, serta inovasi teknologi yang dapat mendorong sektor maritim menuju keberlanjutan,” ungkap Jon Kenedi.
Terkait dengan upaya dekarbonisasi maritim yang sejalan dengan inisiatif global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, Jon menekankan bahwa melalui forum ini, Indonesia dapat membuka peluang kolaborasi dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara dalam hal penelitian dan implementasi bahan bakar rendah karbon, seperti biofuel, LNG, dan lainnya.
“SIBCON sering menjadi ajang untuk peluncuran dan diskusi inovasi terbaru dalam bahan bakar kapal yang ramah lingkungan dan efisien. Hal ini relevan bagi Indonesia, yang memiliki salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia dan memerlukan teknologi yang lebih efisien serta ramah lingkungan untuk mendukung program pengurangan emisi karbon,” jelas Jon.
Selain dekarbonisasi maritim, beberapa topik lain yang menjadi sorotan dalam SIBCON 2024 termasuk penerapan digital bunkering dan produk kecerdasan buatan di Pelabuhan Singapura.
“Ini dapat menjadi inspirasi bagi Indonesia untuk ke depannya mengadopsi sistem yang ada guna memperkuat sektor logistik dan maritim nasional,” tambahnya.
Selain konferensi, SIBCON 2024 turut menggelar pameran yang menampilkan berbagai inovasi terbaru dalam teknologi bunkering, solusi energi alternatif, dan memberikan kesempatan untuk membuka peluang kerja sama serta peningkatan kapabilitas di sektor maritim dan transportasi laut Indonesia.