LOMBOK, HALO INDONESIA — Para stakeholder pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB), bergerak cepat menangani korban gempa tektonik di Lombok Sumbawa. Terbaru, seluruh korban gempa asal Thailand yang berjumlah 269 orang berhasil dievakuasi.
“Sampai saat ini belum ada laporan lagi terkait korban jiwa. Update terakhir wisatawan atau pendaki asal Thailand berhasil dievakuasi. Dan semuanya selamat. Pemerintah Provinsi NTB dan juga para pelaku pariwisata di NTB juga telah menyiapkan sejumlah fasilitas kepada wisatawan yang menjadi korban dari gempa ini,” ujar Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal, Senin (30/7).
Faozal menyatakan, seluruh biaya perawatan korban luka-luka ditanggung pihak Pemprov NTB. Para wisatawan asal Thailand itu juga diberikan penginapan gratis di hotel yang ada di Kota Mataram.
“Teman-teman dari PHRI juga memberikan fasilitas penginapan gratis di Mataram untuk wisatawan asal Thailand tersebut. Mereka saat ini berada di Hotel Lombok Raya. Penginapan gratis ini atas inisiatif teman-teman PHRI walaupun Dubes Thailand menyatakan siap menanggung semua biaya atas penanganan warganya,” ungkap Faozal.
Faozal menyatakan apresiasinya kepada semua pihak yang telah bergotong royang mengatasi bencana ini. Terutama kepada Pemerintah Pusat dan juga Kedutaan Besar Thailand untuk Indonesia yang bergerak cepat memberikan bantuan.
“Tadi Kementerian Pariwisata melalui Poltekpar Lombok memberikan bantuan makanan minuman. Dubes Thailand juga menyediakan transportasi untuk para korban bencana asal Thailand menuju Kota Mataram,” tambahnya.
Faozal menambahkan, para pendaki yang berhasil dievakuasi dan selamat juga disambut Dubes Thailand Songphol Sukchan. Tim dari Kedubes Thailand langsung turut memberikan bantuan kepada korban yang baru diturunkan.
“Tadi ada Dubes Thailand juga yang menyambut di posko evakuasi. Beliau terlihat bahagia melihat warganya turun dari gunung. Beliau bahkan sempat ikut turun tangan memberikan makanan kepada warganya. Tadi juga telah menyampaikan apresiasinya kepada tim evakuasi,” ungkap Faozal.
Dinas Pariwisata NTB juga telah mengeluarkan surat edaran mengenai kondisi terkini di Lombok usai gempa bumi pada 29 Juli 2018 pukul 05.47 WIB di Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara. Dalam surat edaran yang ditandatangani Faozal itu menyebut bahwa provinsi NTB aman dan nyaman untuk dikunjungi, kecuali daerah yang terdampak bencana gempa.
“Pemerintah Daerah menyatakan saat ini Provinsi NTB aman dan nyaman untuk dikunjungi oleh wisatawan, kecuali daerah yang terdampak bencana alam khususnya Desa Sembalun Kabupaten Lombok Timur dan Desa Senaru Kabupaten Lombok Utara,” katanya.
Faozal mengimbau agar masyarakat pengguna media cetak atau elektronik untuk tidak menyebarluaskan informasi yang tidak sesuai fakta atau hoax. Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga citra kepariwisataan Lombok dan Sumbawa.
“Kita akan proaktif menginformasikan informasi berdasarkan fakta. Semoga masyarakat tidak termakan isu-isu negatif yang disebarkan orang-orang tidak bertranggung jawab,” pungkasnya.
Menpar Arief Yahya turut memberi apresiasi buat para pelaku industri pariwisata di Lombok yang tergabung dalam berbagai asosiasi. Mereka kompak dan tanggap terhadap bencana. Mereka adalah PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) NTB, Asita (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies) NTB, INCCA (Indonesian Congress and Convention Association) NTB, IMA (Indonesia Marketing Assosiation) NTB dan Astindo (Asosiasi Travel Agent Indonesia).
“Terima kasih atas kerjasama yang bagus antara pelaku industry, asosiasi, Kadispar NTB dan Ketua Poltekpar Lombok yang langsung bergerak, sejak semalam, 29 Juli 2018 pukul 21.00 WIB. Termasuk membuat kesepakatan untuk membantu proses tanggap darurat buat wisatawan,” kata Menpar Arief Yahya.
Ini untuk menyikapi penanganan gempa berkekuatan 6,4 skala richter yang melanda Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu pagi (29/07). Khususnya bagi customers Pariwisata, yakni wisatawan yang ikut menjadi korban bencana alam itu.
“Salah satu pointnya, adalah menyiapkan fasilitas hotel dengan Free of Charge selama sehari ini, 30 Juli 2018, dan selanjutnya best discount atau tidak akan lebih dari 50%,” kata Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, apa yang dilakukan asosiasi industri pariwisata di Lombok itu adalah investasi jangka panjang. Publik di Malaysia akan sangat simpatik dengan langkah-langkah kemanusiaan itu. Ketika mereka sedang membutuhkan pertolongan, para industri tidak memperlakukan mereka secara bisnis, tetapi lebih ke kemanusiaan.
“Mereka, keluarga mereka, dan banyak pihak tidak akan melupakan kebaikan hati orang Lombok dan NTB. Mereka akan mencatat, dan mengabarkan ke semua pihak bahwa orang Lombok dan pelaku pariwisata di sana sangat baik, perhatian, dan berjiwa kemanusiaan yang tinggi,” ungkap Menpar Arief Yahya.