Pada kunjungan tersebut, Pj. Gubernur Teguh melihat struktur bangunan puskesmas sudah tidak dalam kondisi optimal dan membutuhkan renovasi. Ia meminta kepada Kepala Puskesmas Pembantu Kebon Bawang II Sri Mulyanti segera berkoordinasi dengan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (DCKTRP) Provinsi DKI Jakarta untuk mempercepat renovasi.
“Setelah kita melihat, struktur bangunan puskesmas ini mengalami keretakan pada dinding dan ada kemiringan tanah. Diperlukan tindakan cepat untuk perbaikan agar faskes ini bisa kembali digunakan,” ujar Pj. Gubernur Teguh, Kamis (23/1)
Selain itu, Pj. Gubernur Teguh mengapresiasi langkah antisipatif pengelola Puskesmas Pembantu Kebon Bawang II dalam melakukan sosialisasi kepada warga sekitar terkait kondisi faskes yang tidak lagi optimal. Ia juga mengapresiasi gerak cepat jajaran Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Utara dalam menjaga keselamatan warga dengan mengalihkan layanan kesehatan sementara ke Puskesmas Pembantu Kebon Bawang I dan III.
“Saya apresiasi gerak cepat jajaran Sudin Kesehatan di Jakarta Utara yang telah membantu pengelolaan puskesmas ini. Sehingga, warga yang membutuhkan layanan kesehatan yang semula di Puskesmas Pembantu Kebon Bawang II bisa dialihkan sementara ke Puskesmas Pembantu Kebon Bawang I dan III. Kami berharap puskesmas ini bisa kembali melayani warga setelah dilakukan renovasi,” imbuh Pj. Gubernur Teguh.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Pembantu Kebon Bawang II Sri Mulyanti menjelaskan, bangunan faskes tempatnya bertugas telah berdiri sejak 1975 dengan luas tanah ±242 m², serta luas bangunan ±159 m². Sri Mulyanti menuturkan, kondisi bangunan yang mengalami penurunan struktur dan keretakan di beberapa bagian dinding terjadi secara berkala dalam kurun waktu satu tahun.
“Jadi awal keretakan pada permukaan dinding itu Januari 2024 dan terjadi secara berkala. Kemudian, di belakang bangunan juga mengalami kemiringan pada bagian lantai. Kami telah berdiskusi dengan DCKTRP pada Oktober 2024 dan mendapati penyebab kemiringan gedung akibat penurunan struktur tanah. Selanjutnya, sesuai arahan Pj. Gubernur kita akan terus berkoordinasi dengan dinas terkait dan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta agar bangunan bisa segera direnovasi,” pungkas Sri Mulyanti.