
Jakarta, Haloindonesia.co.id – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf/Wakabekraf), Irene Umar, mendukung LAKON Indonesia dalam membuka peluang bagi merek fesyen lokal untuk menghadapi berbagai tantangan agar dapat menembus pasar global. Irene berharap para pegiat fesyen, terutama pembatik, dapat terus memproduksi batik secara konsisten mengingat pasar fesyen Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan bisnis.
“Hari ini, kita ingin berdiskusi dan belajar dari LAKON Indonesia mengingat subsektor fesyen berkembang dinamis setiap tahun, serta daya saing pasar global yang semakin meningkat. Kami ingin menggali pengetahuan seluas-luasnya dari para ahli yang telah membentuk ekosistem fesyen yang terstruktur seperti ini. It’s more about how to change people’s mindset,” ujar Irene saat melakukan audiensi di Gedung Pesona Film Indonesia, Jakarta, Jumat, 21 Februari 2025.
LAKON Indonesia berperan sebagai pendorong bagi pegiat fesyen, khususnya pembatik, dalam upaya pemberdayaan untuk memperluas pasar, tidak hanya di Indonesia tetapi juga ke luar negeri. Salah satu program yang dijalankan, PINTU, merupakan inisiatif bilateral yang mendukung kewirausahaan fesyen dengan menggandeng berbagai mitra publik guna membuka peluang pengembangan ekonomi. Perspektif baru dalam subsektor ekonomi kreatif fesyen tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga keterampilan serta pemahaman mendalam tentang wastra Nusantara.
“Ini kesempatan bagi aggregator seperti LAKON Indonesia untuk melakukan kurasi dan mengidentifikasi kebutuhan dalam persiapan inkubasi. Tujuannya memang untuk membuka lapangan pekerjaan, tetapi lebih penting lagi agar para pengrajin atau pembatik memahami aspek bisnis dan pemasaran produk mereka. Jika kita ingin membuat pilot project, tinggal skill up dan nantinya bisa berkolaborasi lebih lanjut dengan Pemerintah Daerah yang telah siap dengan produk fesyen atau pembatiknya untuk menjalankan program yang berkelanjutan,” kata Irene yang didampingi Direktur Fesyen, Romi Astuti.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan LAKON Indonesia menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya berfokus pada pembinaan, tetapi juga pada perbaikan sistem supply and demand. Sebagai ekosistem fesyen, LAKON Indonesia berupaya mengangkat para pengrajin dari berbagai daerah agar budaya lokal tetap lestari.
“Yang LAKON Indonesia lakukan ialah membangun ekosistem ideal agar para pengrajin dapat bertahan dan terus melestarikan budaya. Pengrajin harus dibantu lebih dulu karena wawasan mereka masih terbatas. Mereka perlu mendapatkan pelatihan agar tetap termotivasi untuk berproduksi. Selain itu, regenerasi pembatik menjadi tantangan besar karena generasi muda kurang tertarik pada profesi ini. Ke depan, kita harus membuat pilot project bersama agar para pembatik dapat mengubah pola pikir mereka. Jika UMKM ingin naik kelas, mereka juga harus memiliki penghasilan yang lebih baik,” ujar Thresia Mareta, Founder LAKON Indonesia.